Jarak ke Fasilitas Skrining Kanker Paru Berdasarkan Ras dan Etnis

Penelitian menunjukkan bahwa jarak perjalanan ke fasilitas skrining kanker paru-paru berbeda berdasarkan ras dan etnis di AS. Jarak terjauh ditemukan pada mayoritas American Indian/Alaska Native, sementara mayoritas Asia, Hitam, dan Hispanik lebih dekat. Penyesuaian untuk ruralitas mengurangi jarak, namun kesenjangan tetap ada. Penelitian ini dapat membantu meningkatkan aksesibilitas skrining kanker.

Lung cancer adalah bentuk kanker yang paling umum kedua, menewaskan banyak orang di Amerika Serikat meski upaya pengobatan telah meningkatkan angka kelangsungan hidup. Penelitian menunjukkan bahwa jarak perjalanan menuju fasilitas skrining kanker paru-paru berbeda berdasarkan ras dan etnis, dengan individu kulit berwarna dan yang tinggal di daerah pedesaan mengalami hasil terburuk. Rekomendasi skrining tahunan dikeluarkan bagi orang dewasa berusia 50-80 tahun dengan riwayat merokok yang signifikan. Temuan ini dapat membantu penempatan unit skrining untuk meningkatkan aksesibilitas.

Penelitian mencakup data dari 71.691 trakte sensus di AS, menganalisis perbedaan jarak berdasarkan ras, etnis, dan kategori pedesaan. Ditemukan bahwa rata-rata jarak ke fasilitas skrining kanker paru-paru adalah 6,5 mil. Trak dengan mayoritas American Indian/Alaska Native memiliki jarak lebih jauh hingga 5,26 kali lipat dibandingkan dengan mayoritas non-Hispanik Putih, sementara mayoritas Asia, Hitam, dan Hispanik lebih dekat, antara 7% hingga 39%. Penyesuaian berdasarkan ruralitas memperpendek jarak untuk trakte mayoritas AI/AN tetapi masih lebih jauh dari mayoritas non-Hispanik Putih.

Studi ini menyimpulkan bahwa akses yang adil ke fasilitas skrining kanker paru-paru penting untuk meningkatkan partisipasi dan hasil pengobatan. Penelitian lebih lanjut diharapkan bisa memberikan wawasan lebih untuk mencapai kesetaraan dalam perawatan kesehatan kanker. Penelitian ini dipimpin oleh Solmaz Amiri dari Elson S. Floyd College of Medicine, Washington State University.

Lung cancer adalah penyakit yang mengancam jiwa dan merupakan penyebab utama kematian akibat kanker di AS. Persetujuan skrining untuk orang dewasa tertentu bertujuan meningkatkan deteksi dini, dan akses yang tidak merata terhadap fasilitas skrining berpotensi memperburuk kesenjangan hasil kesehatan. Memahami perbedaan jarak berdasarkan ras dan etnis membantu merencanakan lokasi skrining yang lebih strategis dan meningkatkan akses sosial bagi individu berisiko.

Penelitian menunjukkan adanya perbedaan signifikan dalam akses ke fasilitas skrining kanker paru-paru berdasarkan ras dan etnis, dengan orang Indian/Alaska Native paling terpinggirkan. Dengan penyesuaian ruralitas, perbedaan ini tetap ada, menunjukkan perlunya fokus dalam meningkatkan akses dan kesetaraan dalam layanan kesehatan untuk pasien kanker. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami dampak akses ini terhadap kesehatan kanker secara keseluruhan.

Sumber Asli: ascopost.com

About Malik Johnson

Malik Johnson is a distinguished reporter with a flair for crafting compelling narratives in both print and digital media. With a background in sociology, he has spent over a decade covering issues of social justice and community activism. His work has not only informed but has also inspired grassroots movements across the country. Malik's engaging storytelling style resonates with audiences, making him a sought-after speaker at journalism conferences.

View all posts by Malik Johnson →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *