Penelitian menunjukkan media sosial efektif dalam meningkatkan kesadaran tentang kanker kulit, tetapi juga dapat memicu perilaku tanning yang berbahaya. Kampanye yang interaktif lebih sukses dibandingkan berbasis fakta. Penggunaan Instagram terkait dengan peningkatan tanning bahkan dengan pemahaman risiko. Ada kebutuhan untuk lebih fokus pada pencegahan berbagai masalah dermatologis.
Media sosial memiliki kemampuan luar biasa dalam meningkatkan kesadaran tentang risiko dan pencegahan kanker kulit. Namun, ia juga dapat menciptakan standar kecantikan yang tidak realistis, mendorong perilaku berbahaya seperti berjemur berlebihan. Sejumlah penelitian mengungkap bahwa kampanye media sosial yang interaktif lebih efektif dalam menggugah tindakan pencegahan kanker kulit dibandingkan konten yang informatif semata. Misalnya, studi menunjukkan bahwa ibu menjadi lebih ketat terhadap anak perempuan mereka yang menggunakan tanning dalam ruangan setelah terlibat dalam kampanye media sosial. Namun, penggunaan platform visual seperti Instagram juga menunjukkan peningkatan perilaku tanning meski pengguna tahu risikonya.
Kanker kulit merupakan masalah kesehatan yang signifikan, dan media sosial telah dimanfaatkan sebagai alat untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan risiko sinar ultraviolet (UV) dan pentingnya pencegahan. Berbagai kampanye telah dirancang dengan tujuan untuk memicu perilaku proaktif dalam menjaga kesehatan kulit, meskipun juga membawa risiko terhadap perilaku berbahaya di kalangan pengguna yang terpapar gambar-gambar estetika dari tanning.
Media sosial berfungsi sebagai alat ganda dalam konteks kesehatan kulit. Sementara itu, ia dapat meningkatkan kesadaran dan memotivasi tindakan positif, juga dapat mendorong perilaku tidak sehat seperti tanning berlebihan. Penelitian ini menegaskan pentingnya pendekatan interaktif dalam kampanye pencegahan kanker kulit, sambil mengingatkan risiko yang terkait dengan paparan media sosial visual.
Sumber Asli: www.managedhealthcareexecutive.com