Teknologi Baru dalam Pengobatan Kanker: Menargetkan Lisosom dan Mengatasi Resistensi Obat

Profesor Ja-Hyoung Ryu dan tim dari UNIST mengembangkan teknologi pengobatan kanker yang menargetkan lisosom sel kanker, mengatasi resistensi obat. Dengan menggunakan struktur micelle yang stabil dan menggabungkan peptida RGD, teknologi ini bertujuan untuk menyebabkan kematian sel kanker dengan merusak lisosom. Penelitian menunjukkan hasil awal yang menjanjikan untuk pengobatan kanker yang lebih efektif.

Teknologi pengobatan kanker yang inovatif telah dikembangkan oleh Profesor Ja-Hyoung Ryu dan tim penelitinya di Departemen Kimia UNIST. Teknologi ini secara selektif menargetkan lisosom sel kanker dan mengatasi resistensi obat, menawarkan paradigma baru untuk obat kanker di masa depan. Lisosom berfungsi penting dalam mendaur ulang komponen sel, dan penargetan lisosom dengan obat kanker bisa menjadi metode efektif untuk melawan resistensi.

Lisosom merupakan organel dalam sel yang memainkan peran kritis dalam memecah dan mendaur ulang komponen seluler. Pendekatan untuk menargetkan lisosom dengan obat kanker telah muncul sebagai cara inovatif dalam menghadapi masalah resistensi obat. Namun, penelitian luas dalam bidang ini masih kurang, hingga keberhasilan tim UNIST yang kini menawarkan harapan baru.

Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menargetkan lisosom, mungkin untuk menghindari tantangan resistensi obat yang umum diobati dengan kemoterapi konvensional. Penerapan teknologi baru ini dapat membawa perubahan signifikan dalam pengobatan kanker di masa depan, berpotensi meningkatkan efektivitas dan selektivitas dalam menghancurkan sel kanker.

Sumber Asli: www.news-medical.net

About Aisha Tariq

Aisha Tariq is an accomplished journalist with expertise spanning political reporting and feature writing. Her travels across turbulent regions have equipped her with a nuanced perspective on global affairs. Over the past 12 years, Aisha has contributed to various renowned publications, bringing to light the voices of those often marginalized in traditional media. Her eloquent prose and insightful commentaries have garnered her both reader trust and critical acclaim.

View all posts by Aisha Tariq →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *