Uji klinis baru di Washington University menjelajahi potensi denosumab dalam mengurangi kepadatan payudara pada wanita pra-menopause. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan alternatif pencegahan kanker payudara yang lebih aman dibandingkan tamoxifen, yang memiliki efek samping serius. Sekitar 210 partisipan akan dilibatkan dalam studi ini untuk menganalisis efektivitas dan keamanan obat selama lima tahun ke depan.
Sekitar 330.000 wanita di Amerika Serikat didiagnosis menderita kanker payudara setiap tahun. Peneliti di Washington University School of Medicine, St. Louis, meneliti cara untuk mengurangi angka tersebut. Sebuah uji klinis tahap 2 yang didukung oleh hibah senilai $3 juta dari NCI NIH, akan mengevaluasi obat osteoporosis untuk menurunkan kepadatan payudara pada wanita pra-menopause dengan payudara padat. Wanita dengan payudara padat memiliki risiko empat hingga enam kali lebih tinggi terkena kanker payudara dibandingkan wanita dengan kepadatan payudara rendah. Rata-rata, wanita memiliki satu dari delapan kemungkinan mengembangkan kanker payudara selama hidup mereka.
Kanker payudara menjadi salah satu risiko utama bagi wanita. Sekitar 25% wanita didiagnosis menderita kanker payudara sebelum menopause, namun hanya ada satu terapi pencegahan yang disetujui, yaitu tamoxifen, yang memiliki efek samping tidak diinginkan. Dengan mempertimbangkan efek samping ini, peneliti mencari alternatif baru untuk mencegah kanker payudara pada wanita muda dengan kepadatan payudara tinggi.
Uji klinis inovatif ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran denosumab, obat osteoporosis, dalam mengurangi kepadatan payudara dan mencegah kanker payudara pada wanita pra-menopause. Dengan 210 partisipan, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif pencegahan yang lebih aman dibandingkan tamoxifen. Jika berhasil, ini bisa menjadi terobosan dalam strategi pencegahan kanker payudara.
Sumber Asli: medicine.washu.edu