Para ilmuwan dari RMIT University dan Doherty Institute telah menciptakan tes darah baru yang dapat mengevaluasi efektivitas nanomedisin untuk pasien kanker, terutama leukemia. Tes ini bertujuan untuk memberikan pengobatan yang lebih aman dan efektif dengan mempertimbangkan respon individu terhadap terapi. Hasil penelitian menunjukkan pentingnya variasi respon imun dalam efektivitas pengobatan nanomedisin.
Para ilmuwan dari RMIT University dan Doherty Institute telah mengembangkan tes darah baru untuk membantu membuat pengobatan kanker lebih aman dan efektif. Tes ini dapat dengan cepat mengevaluasi efektivitas nanomedisin berbasis polyethylene glycol (PEG) dalam membunuh sel kanker menggunakan hanya setetes darah dari pasien leukemia. Nanomedisin adalah partikel kecil yang dirancang untuk mengantarkan obat langsung ke sel yang sakit, dengan tujuan untuk melindungi sel yang sehat.
Dr. Yi (David) Ju memimpin studi ini dan menyatakan bahwa penelitian ini merupakan langkah besar dalam memahami interaksi nanomedisin dengan sel darah pada pasien leukemia. Tes ini belum tersedia di praktik klinis, tetapi bisa dikembangkan lebih lanjut dalam beberapa tahun mendatang. Penelitian ini mengungkapkan bahwa perbedaan dalam respon imun individu mempengaruhi efektivitas terapi nanomedisin.
Dalam penelitian, tim menguji tiga jenis nanomedisin PEG di darah dari 15 pasien leukemia. Memeriksa bagaimana obat menargetkan sel kanker serta sel sehat memungkinkan peneliti menentukan terapi yang paling efektif. Hasil menunjukkan bahwa tingginya level antibodi anti-PEG dapat mengurangi efektivitas pengobatan mendatang, termasuk terapi berbasis mRNA.
Doxil, nanomedisin yang umumnya digunakan untuk kanker ovarium dan multiple myeloma, dipengaruhi oleh antibodi anti-PEG, sehingga berpotensi lebih menargetkan sel sehat daripada sel kanker. Nanopartikel murni PEG yang dikembangkan oleh tim ditemukan sebagai pilihan paling efektif untuk leukemia. Penelitian ini akan membantu mengarahkan pengembangan nanomedisin kanker generasi berikutnya dan meningkatkan pemilihan pasien untuk pengobatan personal.
Temuan ini menunjukkan bahwa tes darah sederhana dapat dipakai untuk menyesuaikan terapi berbasis nanopartikel tidak hanya untuk leukemia tetapi juga untuk kanker tumor padat lainnya. Pemahaman variasi dalam respon imun individu dapat membawa kepada pengobatan yang lebih efektif dan aman. Tim berharap untuk bekerja sama dengan perusahaan farmasi untuk mempercepat penerapan teknologi ini dalam aplikasi klinis.
Sekitar satu dari dua orang Australia diperkirakan akan didiagnosis dengan kanker sebelum usia 85 tahun. Pengembangan tes darah baru ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pengobatan kanker dan mengurangi efek samping bagi pasien, khususnya bagi mereka yang menderita leukemia. Interaksi nanomedisin dengan sistem imun menjadi fokus utama dalam meningkatkan terapi kanker yang dipersonalisasi, berdasarkan respon individu terhadap antibodi dan pengobatan sebelumnya.
Inovasi ini menawarkan potensi besar untuk meningkatkan pengobatan kanker dengan cara yang lebih aman dan terarah. Penelitian menunjukkan bahwa pemahaman tentang variasi respon imun individu dapat menjadikan pengobatan kanker lebih efektif dan mengurangi efek samping. Kedepannya, kolaborasi dengan industri farmasi diharapkan dapat mempercepat penerapan metode ini dalam pengobatan klinis.
Sumber Asli: www.news-medical.net