Banyak penyintas kanker merasa ditinggalkan oleh sistem medis dalam hal kesehatan seksual mereka setelah perawatan. Deltra James dan Abigail Glavy mencerminkan tantangan dan perjalanan mereka dalam membangun hubungan setelah diagnosis kanker. Penyintas sering kali merasakan berbagai efek samping dari pengobatan yang mempengaruhi peluang mereka untuk berhubungan seksual dan menjalin hubungan intim.
Banyak dokter tidak membahas hubungan seksual setelah pengobatan kanker, meskipun banyak penyintas berharap untuk dibantu dalam hal ini. Deltra James, seorang penyintas kanker payudara Stage 4, mengalami berbagai perubahan dalam hidupnya setelah diagnosis, termasuk perpisahan dari suaminya. Meskipun merasa putus asa, dia juga merasakan dorongan untuk menjalin hubungan baru, namun khawatir tentang efek pengobatan terhadap kehidupan seksualnya. Sayangnya, dokter seringkali tidak memberikan informasi yang dibutuhkan, menyebabkan pasien merasa diabaikan.
Kanker kini menjadi isu besar, dengan lebih dari 18 juta penyintas di AS, yang diperkirakan akan meningkat menjadi 26 juta pada tahun 2040. Penyintas sering menghadapi berbagai masalah seksual akibat efek samping pengobatan, termasuk disfungsi ereksi, nyeri, dan menopause dini. Ini menciptakan kebutuhan mendesak untuk dukungan dan bimbingan tentang kesehatan seksual, namun banyak pasien merasa tidak nyaman mendiskusikannya.
Diskusi mengenai kesehatan seksual setelah pengobatan kanker sangat penting, namun seringkali menjadi topik yang diabaikan oleh para dokter. Penyintas seperti Deltra James dan Abigail Glavy menunjukkan perlunya kepekaan dan dukungan dalam hubungan setelah kanker. Mengedukasi dan memberi ruang bagi pasien untuk berbagi pengalaman mereka dapat mempercepat proses pemulihan dan membantu mereka menjalani hidup lebih baik.
Sumber Asli: www.wvia.org