HPV adalah infeksi yang umum dan dapat menyebabkan kanker. Screening untuk kanker serviks sangat penting, tetapi banyak individu transmasculine yang tidak mendapatkan layanan yang dibutuhkan. Metode self-sampling telah terbukti efektif dan dapat meningkatkan tingkat screening di kalangan individu TM. Perlu adanya pendekatan yang inklusif untuk mengurangi hambatan yang dihadapi pasien dari komunitas ini.
Human papillomavirus (HPV) adalah infeksi menular seksual yang paling umum di AS dan memiliki lebih dari 200 subtipe. Meski banyak yang dapat mengatasi HPV tanpa intervensi, infeksi kronis bisa memicu berbagai jenis kanker. Screening kanker serviks sangat dianjurkan untuk semua orang dengan serviks, namun kelompok transmasculine (TM) seringkali mendapatkan perhatian lebih sedikit. Insiden dan risiko infeksi di antara TM dan wanita cisgender cukup serupa, menunjukkan kebutuhan akan opsi screening yang lebih inklusif. HPV umumnya ditularkan melalui hubungan seksual dan dapat menginfeksi area transisi di serviks. Meskipun strain tertentu menyebar lebih luas, pengujian HPV yang terstandardisasi kini meningkatkan kesadaran dan akses terhadap skrining menyeluruh. Namun, TM masih kurang terlayani, dengan banyak yang tidak mendapatkan skrining yang dibutuhkan. Rata-rata, TM 37% lebih sedikit melakukan skrining dibandingkan wanita cisgender.
Artikel ini membahas pentingnya menyusun strategi untuk meningkatkan kesetaraan dalam kesehatan melalui skrining HPV, terutama pada individu transmasculine. HPV dapat menyebabkan berbagai kanker, dan penting untuk memahami rute penularannya, berbagai klausa anti-discriminasi yang sering dihadapi TM, dan cara-cara inovatif, seperti self-sampling, yang dapat mengatasi hambatan tersebut. Pemahaman ini krusial untuk peningkatan skrining di komunitas yang terpinggirkan.
Kurangnya akses terhadap layanan kesehatan yang menerapkan gender-affirming dapat diperbaiki dengan memperkenalkan metode pengujian yang lebih sesuai. Prosedur self-sampling menunjukkan potensi untuk meningkatkan tingkat skrining di individu TM, mengurangi stigma, dan mendorong kunjungan ke dokter. Dengan lebih banyak perhatian, individu TM bisa menerima perawatan yang lebih baik dan meningkatkan kesehatan mereka secara keseluruhan.
Sumber Asli: www.infectiousdiseaseadvisor.com