Krisis kekurangan cairan IV dipicu oleh penutupan fasilitas Baxter akibat Badai Helene, berdampak besar pada pasien kanker. Beberapa rumah sakit melaporkan hingga 50% pengurangan pasokan dan memprioritaskan operasi darurat. Meski upaya FDA untuk meningkatkan pengadaan, masalah ini diperkirakan akan berlanjut hingga 2025.
Krisis kekurangan cairan IV di seluruh negeri diperburuk oleh penutupan fasilitas North Cove milik Baxter, yang memproduksi sekitar 60% pasokan cairan IV di AS. Insiden ini diakibatkan oleh kerusakan akibat Badai Helene pada 2024. Meskipun upaya FDA untuk meningkatkan pasokan, kekurangan ini diperkirakan akan berlanjut hingga 2025, khususnya berdampak pada pasien kanker yang bergantung pada cairan IV untuk mengurangi efek samping kemoterapi. 86% tenaga kesehatan melaporkan adanya kekurangan, dengan banyak rumah sakit terpaksa menjadwalkan ulang operasi elektif. Saat ini, rumah sakit menerima kurang dari jumlah minimum yang dibutuhkan, menciptakan tantangan dalam manajemen perawatan.
Kekurangan cairan IV sudah berlangsung sejak 2021, dengan risiko meningkat setelah fasilitas utama ditutup. Pasien yang menjalani kemoterapi membutuhkan cairan ini untuk mengurangi efek samping, termasuk dehidrasi dan komplikasi akut lainnya. Pada saat yang sama, upaya diversifikasi pasokan dan pengelolaan sumber daya menjadi lebih penting. Hal ini menunjukkan perlunya kolaborasi antara rumah sakit, lembaga pemerintah, dan produsen untuk memitigasi dampaknya.
Kekurangan cairan IV menciptakan krisis serius dalam dunia kesehatan, khususnya bagi pasien kanker. Terus berlanjutnya masalah ini menekankan perlunya tindakan akut untuk memastikan pasokan yang memadai dan memberikan perawatan yang efektif. Upaya kolaboratif dan inovasi dalam pengelolaan sumber daya sangat penting untuk menampung kebutuhan pasien selama kekurangan ini.
Sumber Asli: www.pharmacytimes.com
