Penemuan Baru tentang Gen Kanker BRCA1

Penemuan baru menunjukkan bahwa satu mutasi BRCA1 dapat meningkatkan risiko kanker payudara dengan mengubah epigenome sel. Penelitian menggunakan model tikus menunjukkan bahwa tikus dengan satu alel BRCA1 bermutasi mengembangkan tumor lebih cepat. Temuan ini berpotensi mengarah pada terapi target untuk kanker terkait BRCA1 dan memerlukan penelitian lanjutan pada manusia.

Gen BRCA1 dikenal luas karena mutasinya yang meningkatkan risiko kanker, terutama kanker payudara. Untuk mengurangi risiko, individu yang memiliki mutasi tertentu sering memilih untuk menjalani mastektomi preventif. Peneliti Joan Brugge dari Harvard Medical School mulai meneliti terkait BRCA1 setelah seorang individu dengan riwayat mutasi herediter mendanai proyek baru.

Brugge dan timnya ingin memahami bagaimana mutasi BRCA1 bisa menyebabkan kanker. Teori utama sebelumnya, yaitu hipotesis dua pukulan, menyatakan bahwa diperlukan dua mutasi untuk mengembangkan kanker. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa satu salinan mutasi BRCA1 bisa cukup untuk meningkatkan risiko kanker melalui perubahan epigenome sel.

Peneliti menciptakan model tikus untuk meneliti pengembangan kanker payudara. Mereka mengembangkan dua garis tikus: satu dengan alel BRCA1 yang bermutasi dan satu lagi dengan alel yang berfungsi. Dengan memanipulasi alel yang tersisa, mereka berhasil meniru perkembangan tumor payudara mirip dengan cara manusia.

Hasil penelitian menemukan bahwa tikus heterozigot mengembangkan tumor lebih cepat daripada yang memiliki dua alel herlang. Temuan ini menunjukkan bahwa hipotesis dua pukulan tidak sepenuhnya menjelaskan prediksi kanker ini. Dalam langkah selanjutnya, para peneliti menganalisis kromatin sel untuk menemukan perbedaan dalam perkembangan kanker antara kedua model tikus.

Sel-sel dari tikus heterozigot menunjukkan pola kromatin yang lebih mirip sel kanker. Perubahan ini memudahkan gen-gen promosi tumor untuk diaktifkan, sehingga memberi indikasi bahwa satu mutasi BRCA1 bisa mengubah epigenome dan meningkatkan risiko kanker. Penelitian ini berpotensi mengarah pada terapi yang lebih ditargetkan terhadap kanker terkait BRCA1.

Sebelum itu, para peneliti perlu memverifikasi apakah perubahan epigenomic yang sama terjadi pada manusia. Mereka berencana menggunakan data sekuensing dari konsorsium perempuan dengan mutasi BRCA1 untuk menjawab pertanyaan ini. Jika temuan ini konsisten, maka dapat mengarah pada intervensi untuk mencegah perkembangan kanker.

BRCA1 merupakan gen yang berperan sebagai penekan tumor dan mutasinya sangat terkait dengan risiko kanker payudara. Hipotesis dua pukulan adalah teori yang dinamakan untuk menjelaskan bahwa dibutuhkan dua mutasi untuk timbulnya kanker pada individu yang memiliki risiko genetik. Penelitian ini bertujuan untuk mendalami mekanisme di balik mutasi ini melalui model hewan untuk mengungkap proses yang mungkin juga terjadi pada manusia.

Penelitian oleh Joan Brugge menunjukkan bahwa satu mutasi pada gen BRCA1 sudah cukup meningkatkan risiko kanker payudara dengan merubah epigenome sel. Penemuan ini membuka harapan untuk pengembangan terapi yang lebih efektif bagi pasien dengan mutasi BRCA1. Namun, perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikan bahwa temuan ini berlaku pada manusia dan dapat diaplikasikan dalam strategi pencegahan kanker.

Sumber Asli: www.drugdiscoverynews.com

About Malik Johnson

Malik Johnson is a distinguished reporter with a flair for crafting compelling narratives in both print and digital media. With a background in sociology, he has spent over a decade covering issues of social justice and community activism. His work has not only informed but has also inspired grassroots movements across the country. Malik's engaging storytelling style resonates with audiences, making him a sought-after speaker at journalism conferences.

View all posts by Malik Johnson →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *