Terapi sel T CAR adalah imunoterapi untuk kanker pada anak, terutama leukemia dan limfoma. Prosedurnya meliputi pengumpulan sel, pemodifikasian, dan infusi, dengan pengawasan ketat terhadap efek samping seperti CRS dan ICANS. Penelitian terus dilakukan untuk mengeksplorasi terapi ini lebih lanjut.
Terapi sel T CAR adalah jenis imunoterapi yang memodifikasi sel T agar dapat mendeteksi dan melawan sel kanker. Ini semakin banyak digunakan untuk pasien pediatrik dengan leukemia limfoblastik akut tipe B dan kasus langka untuk beberapa jenis limfoma.
Cara menentukan apakah pasien pediatrik bisa menjalani terapi ini adalah dengan memastikan sel kanker mereka menunjukkan ekspresi CD19 dan memiliki status kesehatan yang baik. Pasien yang berulang dan tidak responsif sampai usia 25 tahun adalah kandidat yang sesuai.
Proses terapi sel T CAR melibatkan beberapa langkah:
– Pengumpulan sel: Kateter apheresis dipasang, dan sel T diambil dari darah pasien.
– Pembuatan sel: Sel T disimpan sebelum dimodifikasi secara genetik di laboratorium.
– Terapi jembatan: Selama modifikasi, pasien menerima kemoterapi untuk mengendalikan leukemia.
– Infusi: Setelah sel siap, pasien menerima kemoterapi untuk membersihkan lymphocyte dan kemudian sel CAR T diinfuskan.
– Pemantauan efek samping: Pasien diawasi untuk efek samping seperti sindrom pelepasan sitokin (CRS) dan neurotoksisitas (ICANS).
Terapi sel T CAR adalah inovasi terbaru dalam pengobatan kanker, terutama pada anak-anak yang mengalami leukemia atau limfoma. Artikel ini menjelaskan proses, kelebihan, dan kekurangan terapi ini, di samping bagaimana pengawasan pasca-terapi dilakukan untuk memastikan keselamatan pasien. Selain itu, ada penjelasan mengenai penelitian terbaru dalam pengembangan terapi ini.
Terapi sel T CAR menawarkan harapan baru untuk anak-anak dengan kanker yang sulit diobati. Dengan pemantauan yang cermat dan manajemen efek samping, pasien mendapatkan perawatan terbaik. Penelitian terus berlangsung untuk memperluas penggunaan terapi ini dan mengurangi kebutuhan akan kemoterapi yang intens.
Sumber Asli: www.mdanderson.org