Penelitian Menunjukkan Penuaan Epigenetik dalam Darah sebagai Penanda Kanker Payudara

Penelitian baru menemukan bahwa penuaan epigenetik dalam darah dapat digunakan sebagai penanda risiko kanker payudara pada wanita pascamenopause. Penelitian ini menunjukkan bahwa usia biologis yang lebih tua, diukur melalui metilasi DNA, berkaitan dengan risiko yang lebih tinggi, dan dipengaruhi oleh faktor seperti obesitas dan terapi penggantian hormon. Tes darah ini dapat menjadi alat skrining baru untuk mendeteksi kanker payudara lebih awal.

Sebuah penelitian baru yang dipublikasikan dalam jurnal Aging pada 5 Desember 2024 mengungkapkan bahwa tes darah sederhana dapat membantu memprediksi risiko kanker payudara pada wanita yang lebih tua. Penelitian ini, dipimpin oleh Su Yon Jung dan rekan-rekan dari UCLA serta University of Hawaii Cancer Center, menemukan bahwa penuaan epigenetik, yang diukur melalui perubahan metilasi DNA, berhubungan dengan peningkatan risiko kanker payudara pada wanita pascamenopause.

Para peneliti menganalisis sampel darah dari wanita berkulit putih non-Hispanik pascamenopause dan menemukan bahwa yang memiliki usia biologis lebih “tua” memiliki risiko lebih tinggi untuk didiagnosis kanker payudara, terutama jika mereka telah menjalani ooforektomi.

Studi ini juga menunjukkan bahwa faktor gaya hidup, seperti obesitas dan terapi penggantian hormon, mempengaruhi penuaan epigenetik dan risiko kanker payudara. Wanita dengan obesitas mengalami penuaan biologis yang lebih cepat, meningkatkan risiko kanker.

Deteksi dini kanker payudara sangat penting untuk pengobatan yang efektif. Penelitian ini menyarankan agar penilaian risiko ditambah dengan tes darah untuk mengukur penuaan biologis, membantu mengidentifikasi wanita berisiko lebih tinggi.

Dengan penelitian lebih lanjut, tes darah ini bisa menjadi alat skrining rutin untuk kesehatan wanita. Hal ini dapat memberdayakan wanita untuk melakukan langkah proaktif dalam mengurangi risiko kanker payudara melalui pilihan gaya hidup yang sehat.

Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker paling umum di dunia dengan risiko meningkat signifikan pascamenopause. Penuaan epigenetik, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti metabolisme tubuh dan kadar estrogen, diteliti dalam konteks mengidentifikasi risiko kanker. Penelitian ini berfokus pada metode non-invasif untuk mengukur penuaan biologis sebagai tanda prediktor untuk kanker payudara. Dengan meningkatnya angka kejadian kanker payudara, pendekatan baru yang melibatkan pengukuran metilasi DNA dari sampel darah dapat memberikan pemahaman yang lebih baik bagi dokter tentang kesehatan klien mereka. Hal ini menjadi penting, terutama bagi populasi wanita dengan faktor risiko tertentu.

Studi ini menawarkan pendekatan baru yang menjanjikan untuk memprediksi risiko kanker payudara secara non-invasif. Penemuan mengenai hubungan antara penuaan epigenetik dan risiko kanker payudara memberikan peluang untuk pendekatan skrining yang lebih personal, sekaligus menyoroti pentingnya gaya hidup sehat. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini dan menjangkau populasi yang lebih luas.

Sumber Asli: www.news-medical.net

About Aisha Tariq

Aisha Tariq is an accomplished journalist with expertise spanning political reporting and feature writing. Her travels across turbulent regions have equipped her with a nuanced perspective on global affairs. Over the past 12 years, Aisha has contributed to various renowned publications, bringing to light the voices of those often marginalized in traditional media. Her eloquent prose and insightful commentaries have garnered her both reader trust and critical acclaim.

View all posts by Aisha Tariq →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *