Kemajuan Penn Medicine Dalam Terapi CAR T-cell Untuk Pengobatan Kanker

Penn Medicine memimpin pengembangan terapi CAR T-cell, mengubah pengobatan kanker melalui inovasi yang memanfaatkan sistem kekebalan tubuh pasien. Terapi ini menawarkan opsi bagi pasien yang tidak merespon pengobatan tradisional, dengan berbagai penelitian dan uji coba klinis berlangsung untuk meningkatkan hasil. Tim yang kompak dan fokus pada pasien menjadi kekuatan utama dalam keberhasilan ini.

Penn Medicine berada di garis depan dalam pengobatan kanker dengan terapi CAR T-cell, sebuah imunoterapi inovatif yang mengubah cara melawan kanker darah dan penyakit genetik langka. Sebagai salah satu institusi pertama yang mengembangkan terapi CAR T-cell yang disetujui FDA, Penn Medicine memanfaatkan kekuatan sistem kekebalan tubuh pasien untuk membantu mereka yang tidak merespon pengobatan tradisional. Saat ini, terapi ini disetujui untuk kanker leukemia, limfoma, dan myeloma ganda, dan penelitian sedang berlangsung untuk memperluas aplikasinya ke kanker dan penyakit lainnya.

Dalam terapi CAR T-cell, sel T pasien yang diambil dari darah mereka diubah secara genetik agar dapat mengenali dan menghancurkan sel kanker lebih efektif. Proses ini melibatkan pengambilan sel T, memodifikasinya di laboratorium, dan kemudian menginfuskan kembali sel yang sudah ditingkatkan ke dalam tubuh pasien. Sel-sel ini kemudian dapat dengan presisi menemukan dan menyerang sel kanker.

Meskipun terapi ini sangat efektif, risiko efek samping seperti sindrom pelepasan sitokin—yang dapat menyebabkan demam, pusing, dan kelelahan—dan komplikasi neurologis, seperti kebingungan, perlu diperhatikan. “Kami telah belajar bahwa cara Anda merancang CAR sangat penting,” kata Marco Ruella, profesor asisten di Perelman School of Medicine.

Penn Medicine juga memimpin berbagai uji coba klinis untuk meningkatkan efektivitas dan memperluas opsi perawatan. Program Terapi Sel dan Transplantasi mereka memberikan dukungan menyeluruh kepada pasien, mulai dari edukasi pra-perawatan hingga tindak lanjut pasca-perawatan.

Tim peneliti klinis, perawat, dan koordinator di Penn Medicine bekerja sama untuk mendorong inovasi dalam terapi CAR T-cell. Joanne Shea, seorang perawat uji klinis berpengalaman, berperan penting dalam memberikan perawatan setelah terapi dan mengumpulkan data penting. “Pasien adalah yang utama… sebelum data,” ungkap Shea.

Pasien yang menjalani terapi CAR T-cell harus melakukan prosedur yang intensif dan monitoring yang sering, namun mereka tetap menjadi fokus dari semua upaya di Penn Medicine. “Kami tidak mengharapkan perbedaan yang begitu drastis pada awal penelitian ini,” tambah Ruella.

Kesimpulannya, Penn Medicine memimpin dalam inovasi terapi CAR T-cell, mengubah pengobatan kanker dengan pendekatan yang mengutamakan pasien. Dengan tim yang kuat dan penelitian yang berkelanjutan, harapan untuk pasien kanker semakin meningkat.

Terapi CAR T-cell adalah bentuk pengobatan kanker yang termasuk dalam kategori imunoterapi, yang memanfaatkan sistem kekebalan tubuh pasien untuk melawan kanker. Dengan memodifikasi sel T secara genetik, terapi ini bertujuan untuk memberikan solusi bagi pasien yang tidak berhasil dengan pengobatan tradisional. Kesuksesan awal di bidang ini telah mendorong penelitian lebih lanjut untuk mengeksplorasi penggunaan terapi ini pada berbagai jenis kanker.

Penn Medicine di garis depan pengembangan terapi CAR T-cell, menawarkan harapan baru bagi pasien kanker. Inovasi dan komitmen untuk memberikan perawatan berkualitas kepada pasien merupakan inti dari program mereka, sementara tim yang berdedikasi berfokus pada penelitian dan efektivitas terapi tersebut.

Sumber Asli: www.thedp.com

About Chloe Kim

Chloe Kim is an innovative journalist known for her work at the intersection of culture and politics. She has a vibrant career spanning over 8 years that includes stints in major newsrooms as well as independent media. Chloe's background in cultural studies informs her approach to reporting, as she amplifies stories that highlight diverse perspectives and experiences. Her distinctive voice and thought-provoking articles have earned her a loyal following.

View all posts by Chloe Kim →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *