Penelitian di Fox Chase Cancer Center menemukan bahwa setelah persetujuan FDA, penggunaan penghambat checkpoint imun untuk kanker gastroesofagus meningkat signifikan, dengan pengujian PD-L1 juga mengalami kenaikan. Meskipun ada kemajuan ini, masih ada tantangan akses bagi pasien dari latar belakang minoritas.
Penelitian terbaru dari Fox Chase Cancer Center menunjukkan peningkatan signifikan dalam penggunaan penghambat checkpoint imun dan pengujian PD-L1 untuk pasien kanker gastroesofagus (GEC) setelah persetujuan FDA. GEC merupakan penyebab utama kematian akibat kanker dengan tingkat kelangsungan hidup yang rendah. Penghambat checkpoint imun efektif dalam mengobati GEC lanjut, terutama pada pasien dengan ekspresi tinggi PD-L1, protein yang mengatur respon imun tubuh. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan penghambat meningkat dari 11% sebelum persetujuan FDA menjadi 37% di paruh kedua 2021, sedangkan pengujian PD-L1 meningkat dari 68% menjadi 77,4%. Kaur menekankan pentingnya akses yang setara untuk semua pasien terhadap pengobatan dan tes ini.
Kanker gastroesofagus (GEC) memiliki tingkat kelangsungan hidup yang buruk, sering kali terdiagnosis pada tahap lanjut. Penghambat checkpoint imun telah terbukti meningkatkan kelangsungan hidup pada pasien dengan ekspresi tinggi PD-L1. Pengujian PD-L1 diperlukan untuk mengetahui pasien yang dapat diuntungkan dari terapi ini. Penelitian ini menggunakan data real-world dari database kesehatan untuk menganalisis tren penggunaan pengobatan setelah persetujuan FDA.
Peningkatan penggunaan penghambat checkpoint imun dan pengujian PD-L1 setelah persetujuan FDA menunjukkan keuntungan dalam pengobatan GEC. Namun, masih terdapat kesenjangan akses, terutama bagi pasien dari latar belakang minoritas. Perlu ada kebijakan untuk memastikan semua pasien mendapatkan akses yang setara terhadap terapi kanker modern.
Sumber Asli: www.foxchase.org