Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi trastuzumab/pertuzumab dengan kemoterapi pada pasien HER2+ kanker lambung tidak meningkatkan tingkat respons patologi utama dan malah meningkat toksisitas. Hasil menunjukkan tidak ada keuntungan signifikan dalam kelangsungan hidup bebas penyakit atau kelangsungan hidup keseluruhan setelah amandemen protokol, meskipun ada angka PFS dan OS yang lebih baik sebelum amandemen.
Langkah baru dalam pengobatan kanker lambung terkait dengan penggunaan kombinasi trastuzumab, pertuzumab, dan kemoterapi menunjukkan peningkatan toksisitas namun tidak memberikan keuntungan signifikan dalam tingkat respons patologi utama (mpRR). Dalam uji coba fase 2 INNOVATION, yang melibatkan pasien kanker lambung dan junction gastroesofagus (GEJ) positif HER2, kombinasi tersebut tidak memenuhi titik akhir utama. Meski ada perbaikan numerik dalam kelangsungan hidup bebas penyakit (PFS) dan kelangsungan hidup keseluruhan (OS) dengan penambahan trastuzumab, peningkatan ini tidak terlihat setelah amandemen protokol yang mengubah dasar kemoterapi.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, mpRR untuk kemoterapi tunggal adalah 23,3%, sedangkan mpRR untuk kombinasi kemoterapi dengan trastuzumab dan pertuzumab adalah 26,4%. Pemberian pembedahan juga tinggi di semua grup. Ketika dikategorikan menurut dasar kemoterapi, hasil skala mpRR bervariasi, menunjukkan bahwa kombinasi trastuzumab membantu pada pasien yang membutuhkan pengurangan tumor sebelum operasi.
Meskipun hasil PFS median tidak dapat dihitung di beberapa grup, ditemukan peningkatan khusus pada kelompok yang menerima trastuzumab dan kemoterapi. Namun, penambahan pertuzumab meningkatkan risiko progresi atau kematian. Tingkat 3 tahun untuk PFS dan OS juga bervariasi, di mana kemoterapi tunggal tetap menunjukkan hasil terbaik dibandingkan dengan kombinasi.
Kedua pengobatan trastuzumab dan pertuzumab dilaporkan menambah toksisitas, termasuk efek samping serius seperti diare dan penurunan jumlah neutrofil. Sejumlah kematian dilaporkan terkait dengan efek samping tersebut. Hasil menunjukkan perlunya lebih banyak penelitian untuk mengoptimalkan kombinasi pengobatan dan pemantauan risiko toksisitas pada pasien kanker lambung.
Kanker lambung dan GEJ sering memiliki hasil yang buruk, terutama pada pasien dengan ekspresi HER2 yang tinggi. Trastuzumab dan pertuzumab adalah terapi yang telah terbukti efektif dalam beberapa jenis kanker, namun penerapan mereka dalam kombinasi kemoterapi untuk kanker ini telah menimbulkan keraguan. Uji coba INNOVATION bertujuan untuk menilai efikasi dan keamanan kombinasi obat ini dalam meningkatkan hasil pengobatan pasien kanker HER2+. Ditegaskan bahwa meskipun ada perbaikan numerik dalam PFS dan OS, hasil keseluruhan menunjukkan agresivitas terapi yang lebih besar dibandingkan manfaat respons, yang mengisyaratkan perlunya penelitian lanjutan untuk menemukan kombinasi pengobatan yang lebih efektif dengan profil keamanan yang lebih baik.
Aplikasi kombinasi trastuzumab dan pertuzumab dengan kemoterapi untuk kanker lambung HER2+ tidak menunjukkan peningkatan respons yang signifikan. Meskipun ada perbaikan numerik dalam kelangsungan hidup, ada juga peningkatan toksisitas yang perlu diperhatikan oleh praktisi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami interaksi pengobatan ini dan mengoptimalkan pengobatan untuk pasien.
Sumber Asli: www.onclive.com