Subanalisis dari uji coba CALGB/SWOG 80702 menunjukkan status ctDNA sangat memengaruhi ketahanan hidup bebas penyakit (DFS) pada pasien kanker kolon stadium III. Pasien ctDNA positif mendapat manfaat DFS lebih baik dari celecoxib dibandingkan plasebo, sementara pasien ctDNA negatif menunjukkan hasil serupa dengan kedua perawatan. Penemuan ini menggarisbawahi pentingnya ctDNA dalam memandu keputusan terapi adjuvan.
Analisis subkelompok dari uji coba CALGB/SWOG 80702 menunjukkan bahwa status ctDNA berdampak signifikan pada ketahanan hidup bebas penyakit (DFS) pada pasien kanker kolon stadium III yang dioperasi dan dirawat dengan celecoxib. Pasien dengan status ctDNA positif memiliki DFS yang lebih buruk, tetapi mendapatkan manfaat DFS yang signifikan dari celecoxib dibandingkan dengan plasebo. Untuk pasien ctDNA negatif, hasilnya serupa terlepas dari jenis perawatan yang diterima. Ini menunjukkan pentingnya status ctDNA untuk memandu keputusan terapi.
Dalam studi, estimasi tingkat DFS 3 tahun untuk pasien ctDNA negatif adalah 86,5%, sedangkan untuk yang ctDNA positif hanya 33,7%. Peneliti mencatat bahwa pada segmen pasien yang lebih besar di mana ctDNA positif, penggunaan celecoxib menciptakan perbedaan besar dalam hasil ketahanan hidup dibandingkan plasebo. Sekitar sepertiga pasien kanker kolon memiliki keterlibatan kelenjar getah bening, dan risiko kekambuhan tetap tinggi meski sudah dilakukan pembedahan optimal.
Celecoxib dikaji untuk kemampuannya dalam meningkatkan hasil pasien kanker kolon, dengan temuan menunjukkan bahwa lebih dari 70% risiko kekambuhan dapat diatasi dengan pengobatan ini. Pendaftar harus memenuhi kriteria tertentu, termasuk memiliki adenokarsinoma kolon stadium III yang telah dioperasi. Dorongan untuk penggunaan ctDNA sebagai alat prediktif merupakan langkah maju dalam pengobatan kanker kolon.
Kanker kolon stadium III adalah kondisi di mana kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening tetapi tidak ke bagian tubuh lainnya. Pasien dengan kondisi ini sering kali mengalami kekambuhan meski telah menjalani pembedahan dan terapi adjuvan. Oleh karena itu, temuan bahwa status ctDNA dapat memprediksi respons terhadap terapi seperti celecoxib memberikan harapan baru untuk mengatasi risiko kekambuhan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penggunaan inhibitor COX-2, seperti celecoxib, bisa berkontribusi terhadap peningkatan hasil klinis.
Status ctDNA berfungsi sebagai indikator penting dalam menentukan terapi tambahan setelah pembedahan pada pasien kanker kolon stadium III. Pasien dengan ctDNA positif merasakan manfaat signifikan dari pengobatan celecoxib. Hal ini menunjukkan perlunya pertimbangan strategi pengobatan lebih lanjut untuk meningkatkan tingkat ketahanan hidup bebas penyakit bagi pasien dengan risiko tinggi mengalami kekambuhan kanker.
Sumber Asli: www.cancernetwork.com