Tim Universitas Niigata berhasil mendeteksi penyakit leptomeningeal lebih awal pada pasien glioma midline difus dengan menggunakan droplet digital PCR. Temuan ini menunjukkan bahwa deteksi dini dan intervensi agresif dapat meningkatkan peluang survival pasien. Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Pediatric Blood and Cancer pada Januari 2025.
Tim yang dipimpin oleh Departemen Bedah Saraf, Institut Penelitian Otak, Universitas Niigata, berhasil mendiagnosis penyakit leptomeningeal pada glioma midline difus dengan mendeteksi droplet H3K27M-mutant dari DNA tumor sirkulasi dalam cairan serebrospinal pasien. Dalam dua kasus, penyakit leptomeningeal terdiagnosis lebih awal dibandingkan metode tradisional seperti MRI dan sitologi cairan serebrospinal. Salah satu pasien menunjukkan masa hidup yang lebih lama setelah diagnosis penyakit leptomeningeal melalui intervensi agresif termasuk pembedahan, radiasi, dan infus agen kemoterapi intratekal.
Penyakit leptomeningeal adalah komplikasi serius yang sering terjadi pada glioma, dan pengdiagnosaan awal sangat penting untuk meningkatkan hasil pengobatan. Penggunaan droplet digital PCR memungkinkan deteksi lebih sensitif dari DNA tumor dalam cairan serebrospinal, walaupun lebih sulit dibandingkan dengan jenis tumor otak lainnya. Penemuan ini menunjukkan potensi untuk memperbaiki survival pasien jika dilakukan intervensi lebih awal.
Deteksi dini dari penyebaran tumor dapat meningkatkan hasil pengobatan pada pasien glioma. Metode baru ini tidak hanya mempercepat diagnosis tetapi juga memungkinkan perawatan lebih agresif yang dapat meningkatkan survival. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengoptimalkan penggunaan teknik ini dalam praktik klinis.
Sumber Asli: www.news-medical.net
