Imunoterapi dan Kemoradioterapi Tingkatkan Respons Kanker Esofagus

Percobaan SCIENCE mengindikasikan bahwa penambahan sintilimab pada kemoradioterapi meningkatkan tingkat respons patologis lengkap (pCR) pada pasien ESCC stadium lanjut, mencapai 60%. Metode ini dianggap aman dengan risiko bedah minimal, berpotensi menggantikan pengobatan standar saat ini di bidang tersebut.

Pendekatan pengobatan baru yang menggabungkan imunoterapi neoadjuvan dengan kemoradioterapi menunjukkan hasil menjanjikan untuk pasien dengan karsinoma sel skuamosa esofagus (ESCC) stadium lanjut. Hasil awal dari percobaan SCIENCE fase 3 menunjukkan bahwa penambahan sintilimab, penghambat protein kematian sel terprogram (PD-1), meningkatkan tingkat respons patologis lengkap (pCR) hingga 60% dibandingkan 47,3% pada kemoradioterapi saja. Penelitian ini mendukung kemungkinan sintilimab sebagai bagian dari perawatan standar baru untuk ESCC.

Karsinoma sel skuamosa esofagus (ESCC) adalah jenis kanker esofagus yang umum, dan kemoradioterapi telah menjadi pengobatan standar. Namun, kombinasi imunoterapi sedang dieksplorasi untuk meningkatkan efektivitas pengobatan. Uji coba SCIENCE yang dilakukan di China meneliti penggunaan sintilimab dengan kemoradioterapi untuk meningkatkan rasio pCR pada pasien setelah pengobatan pra operasi. Hasil awal menunjukkan kemungkinan signifikan dalam meningkatkan hasil klinis tanpa meningkatkan risiko bedah.

Temuan awal dari percobaan SCIENCE menunjukkan bahwa menambahkan sintilimab ke kemoradioterapi neoadjuvan secara signifikan meningkatkan tingkat pCR dibandingkan dengan kemoradioterapi saja. Meski data survival jangka panjang masih perlu diteliti, tingkat pCR yang lebih tinggi dapat dikaitkan dengan hasil jangka panjang yang lebih baik. Penelitian ini menunjukkan arah baru dalam pengobatan ESCC yang dapat menjadi standar baru di masa depan.

Sumber Asli: www.medscape.com

About Aisha Tariq

Aisha Tariq is an accomplished journalist with expertise spanning political reporting and feature writing. Her travels across turbulent regions have equipped her with a nuanced perspective on global affairs. Over the past 12 years, Aisha has contributed to various renowned publications, bringing to light the voices of those often marginalized in traditional media. Her eloquent prose and insightful commentaries have garnered her both reader trust and critical acclaim.

View all posts by Aisha Tariq →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *