Penelitian menunjukkan peningkatan signifikan kadar cfDNA selama dan setelah operasi kanker kolorektal. cfDNA dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas operasi dan memantau kondisi pasien. Penelitian ini melibatkan 30 pasien, dengan penemuan yang menunjukkan peningkatan kadar cfDNA yang berkorelasi dengan durasi operasi dan kesehatan pasien sebelumnya.
Penelitian baru yang dipublikasikan dalam Oncotarget pada 21 Januari 2025, berjudul “Penilaian dinamika pelepasan cfDNA selama operasi kanker kolorektal” menunjukkan bahwa kadar cfDNA dalam darah meningkat signifikan sebelum, selama, dan setelah operasi kanker kolorektal. Temuan ini menunjukkan bahwa cfDNA bisa menjadi alat bantu evaluasi efektivitas operasi dan pemantauan hasil pasien. Peneliti dari Universitas Brasília menganalisis sampel darah dari 30 pasien pada tiga titik waktu kunci: sebelum, selama, dan setelah operasi. Hasilnya menunjukkan peningkatan kadar cfDNA hampir tiga kali lipat selama operasi dan dua kali lipat setelahnya dibandingkan dengan kadar pra-operasi.
cfDNA adalah fragmen DNA kecil yang dilepaskan ke dalam aliran darah ketika sel mati. Peningkatan kadar cfDNA umumnya terkait dengan kerusakan jaringan, yang sering terjadi setelah operasi kanker. Dalam penelitian ini, pasien yang berusia lebih dari 60 tahun dan mereka dengan kondisi kesehatan sebelumnya menunjukkan kadar cfDNA yang lebih tinggi. Memantau kadar cfDNA dapat memberikan wawasan berharga tentang kondisi pasien kanker.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa cfDNA berpotensi menjadi biomarker non-invasif untuk memantau pasien kanker kolorektal. Meskipun hasilnya menjanjikan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menstandarkan pengujian cfDNA dan mengvalidasi kegunaannya di bidang kedokteran. Dengan studi yang lebih besar, pengujian cfDNA bisa jadi bagian rutin dari praktik klinis.
Sumber Asli: www.news-medical.net