Data terbaru menyoroti perlunya meningkatkan akses skrining kanker paru-paru di kalangan veteran, khususnya di daerah pedesaan. Sekitar 1,4 juta veteran memenuhi syarat untuk skrining, tetapi aksesnya masih rendah. Penelitian menunjukkan bahwa banyak veteran di daerah pedesaan tidak memiliki peluang yang sama untuk mendapatkan layanan ini, yang menjadikan program mobil dan telehealth penting untuk jiwa mereka.
Data terbaru menunjukkan perlunya mendesak untuk memperluas akses skrining kanker paru-paru di beberapa wilayah. Penelitian sebelumnya meneliti rendahnya penggunaan pencitraan CT dosis rendah untuk kanker paru-paru, yang merupakan penyebab kematian kanker teratas di Amerika. Namun, tingkat kelayakan awam veteran militer untuk pemeriksaan ini belum sepenuhnya dipahami. Para peneliti mencakup lebih dari 750 veteran dan memperkirakan sekitar 1,4 juta veteran memenuhi syarat untuk skrining. Tingkat kelayakan ini hampir tiga kali lipat dari populasi AS umum (11,2%). Tingkat kelayakan lebih tinggi ditemukan di daerah pedesaan.
“Kesempatan untuk skrining kanker paru-paru awal dan tahunan lebih rendah di antara veteran pedesaan dibanding veteran nonpedesaan,” ujar Dr. Jennifer A. Lewis, penulis studi itu. Dengan banyak veteran berada di area pedesaan, mereka mendorong perluasan akses melalui program CT bergerak dan telehealth. Peneliti mencakup veteran berusia 50 tahun ke atas selama 11 bulan di 2022, dengan fokus pada kelompok minoritas dan variasi geografi dalam penggunaan tembakau.
Sekitar 27,8% veteran memenuhi kriteria skrining kanker paru-paru dari U.S. Preventive Services Task Force di tahun 2013, meningkat menjadi 35,5% berdasarkan pembaruan tahun 2021. Kriteria terbaru menunjukkan sekitar 41,2% veteran di daerah pedesaan memenuhi syarat untuk LDCT, dibandingkan 32,5% di geografi lain. Secara keseluruhan, sekitar 33% veteran AS memenuhi syarat untuk pemeriksaan tersebut.
“Hasil ini sangat penting bagi para pembuat kebijakan untuk merencanakan alokasi sumber daya untuk skrining, evaluasi diagnostik, dan perawatan bagi individu dengan kanker yang terdeteksi skrining,” tambah penulis. Penelitian ini menegaskan pentingnya inisiatif untuk mendukung veteran yang tinggal di daerah pedesaan dengan akses terbatas ke layanan kesehatan.
Lung cancer remains the leading cause of cancer death in the United States, yet screening rates, especially among vulnerable populations like military veterans, are alarmingly low. Despite improved eligibility criteria by the USPSTF, access to lifesaving low-dose CT scans is often hindered, particularly in rural areas where many veterans reside. Understanding the demographics and eligibility for screenings is essential for effective healthcare planning and resource allocation.
Kesimpulannya, data menunjukkan perlunya mendesak untuk meningkatkan akses ke skrining kanker paru-paru bagi veteran, terutama di daerah pedesaan. Meskipun banyak yang memenuhi syarat menurut kriteria terbaru, akses terbatas dapat menunda deteksi dini dan pengobatan kanker. Upaya untuk memperluas program skrining melalui mobilitas dan telehealth sangat penting untuk meningkatkan kesehatan veteran di seluruh negeri.
Sumber Asli: radiologybusiness.com