Kombinasi pembrolizumab dan lenvatinib menunjukkan hasil campuran dalam kanker gastroesofagus. Regimen ini berhasil memenuhi titik akhir kelangsungan hidup bebas progresi, tetapi tidak pada kelangsungan hidup keseluruhan. Studi masih berlanjut untuk menganalisis data lebih lanjut.
Hasil studi terbaru dari Merck mengenai uji coba fase 3 LEAP-015 menunjukkan bahwa kombinasi pembrolizumab (Keytruda) dan lenvatinib (Lenvima) dengan kemoterapi untuk pengobatan kanker gastroesofagus HER2-negatif mengalami hasil yang beragam. Meskipun regimen ini memenuhi salah satu dari dua titik akhir utama, yaitu kelangsungan hidup bebas progresi (PFS), tetapi tidak mencapai titik akhir utama lainnya yaitu kelangsungan hidup keseluruhan (OS) pada analisis akhir. Penilaian data lebih lanjut sedang berlangsung.
Kanker adenokarsinoma gastroesofagus HER2-negatif yang tidak dapat dioperasi atau metastatik adalah jenis kanker lambung agresif yang berasal dari area pertemuan esofagus dan lambung, dimana sel kanker telah menyebar. Pembrolizumab sebagai terapi anti-PD-1 meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel tumor.
Walaupun jarang, kanker gastroesofagus adalah salah satu penyebab kematian kanker yang paling umum. Angka kelangsungan hidup lima tahun untuk kanker lambung dan esofagus pada tahap lanjut sangat rendah, yaitu 7% dan 6%. Dr. Gregory Lubiniecki dari Merck menekankan bahwa penelitian ini berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik tentang penyakit ini dan akan memandu penelitian di masa depan.
Uji coba LEAP-015 dilakukan secara acak dengan 880 partisipan, yang menerima kombinasi pembrolizumab, lenvatinib, dan kemoterapi. Penilaian terhadap titik akhir PFS dan OS dilakukan secara independen. Hasil menunjukkan ada perbaikan signifikan pada PFS dan tingkat respons objektif (ORR) dibandingkan dengan kemoterapi standar, namun OS tidak memenuhi kriteria yang diinginkan.
“Walaupun tidak terlihat peningkatan signifikan pada kelangsungan hidup keseluruhan, kami senang melihat peningkatan PFS dan ORR dengan kombinasi ini,” kata Dr. Corina Dutcus dari Eisai. Hasil ini menambah pengetahuan dalam riset onkologi dan menunjukkan potensi untuk meningkatkan hasil pengobatan kanker di masa depan.
Kanker gastroesofagus adalah kondisi yang serius dan biasanya sulit diobati, dengan tingkat kelangsungan hidup yang rendah. Pembrolizumab adalah terapi imun yang bekerja dengan memodulasi sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker dengan menghalangi reseptor yang mencegah kekebalan berfungsi. Uji coba LEAP-015 bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas kombinasi pembrolizumab dan lenvatinib dalam konteks kanker yang tidak dapat diobati secara bedah. Kanker ini biasanya dirawat dengan kombinasi kemoterapi dan imunoterapi karena pilihan pengobatan lainnya terbatas, mengingat prognosis yang buruk. Evaluasi hasil, terutama tempat penyebaran penyakit, menjadi sangat penting dalam pengembangan strategi pengobatan baru.
Hasil dari uji coba LEAP-015 menunjukkan kombinasi pembrolizumab dan lenvatinib dapat meningkatkan kelangsungan hidup bebas progresi secara signifikan, namun tidak mampu menunjukkan peningkatan kelangsungan hidup keseluruhan. Temuan ini berguna untuk penelitian lebih lanjut dalam perawatan kanker gastroesofagus, meski tantangan tetap ada. Kesimpulannya adalah, kolaborasi penelitian sangat penting untuk memahami dan mengatasi kanker ini.
Sumber Asli: www.pharmacytimes.com