FDA telah menyetujui pengujian HPV dengan pengambilan sampel sendiri untuk kanker serviks, menggantikan Pap smear bagi pasien umur 30 tahun ke atas. Metode baru ini bertujuan untuk meningkatkan akses dan kenyamanan dalam skrining. Namun, prosedur masih memerlukan tinjauan lanjutan jika ditemukan HPV berisiko tinggi. Skrining rutin tetap penting dalam mencegah kanker serviks.
Pada Mei 2024, FDA menyetujui pengambilan sampel vagina oleh pasien untuk pengujian HPV, penyebab utama kanker serviks. Di akhir 2024, U.S. Preventative Services Task Force merekomendasikan metode ini bagi pasien usia 30 tahun ke atas. Proses baru ini memberi pasien kemampuan untuk melakukan pengambilan sampel sendiri tanpa pemeriksaan panggul internal seperti Pap smear, dan diharapkan dapat meningkatkan akses untuk skrining kanker serviks. Alis Panzera, DrNP dari Universitas Drexel, menjelaskan pentingnya skrining rutin dan dampak dari opsi pengujian baru ini.
Skrining kanker serviks, seperti Pap smear, adalah metode penting untuk mendeteksi perubahan pra-kanker. Skrining yang tepat dapat secara signifikan mengurangi insiden dan kematian akibat kanker serviks. Pedoman saat ini merekomendasikan Pap smear setiap tiga tahun untuk usia 21 tahun ke atas dan pengujian HPV setiap lima tahun untuk usia 30 hingga 65 tahun.
Metode baru pengujian HPV melalui pengambilan sampel sendiri dapat meningkatkan kenyamanan dan aksesibilitas bagi pasien. Namun, penting bagi pasien untuk tetap melakukan skrining rutin dan berdiskusi dengan penyedia layanan kesehatan terkait opsi terbaik berdasarkan riwayat medis mereka. Pengawasan kesehatan yang menyeluruh harus tetap dijaga, termasuk pengujian lainnya yang penting bagi kesehatan reproduksi dan umum.
Sumber Asli: newsblog.drexel.edu