Peningkatan risiko kematian akibat kanker bagi anak-anak dan remaja dari area redlined dikaji dalam penelitian terbaru. Risiko kematian mencapai 32% hingga 62% lebih tinggi dibandingkan dengan rekan-rekan dari area yang tidak terdampak. Diskriminasi perumahan yang terjadi sejak lama berkontribusi terhadap isu kesehatan ini bagi generasi muda.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak, remaja, dan orang dewasa muda yang dibesarkan di lingkungan yang mengalami diskriminasi perumahan memiliki risiko lebih tinggi untuk meninggal akibat kanker. Kenaikan risiko ini berkisar antara 32% hingga 62%. Wilayah tersebut pernah dikenal dengan sebutan “redlined” yang menunjukkan penolakan hipotek dan pinjaman bagi orang kulit berwarna, yang menghasilkan segregasi serta kerugian ekonomi.
Dalam studi yang diterbitkan di jurnal Cancer pada 27 Januari 2025, peneliti menemukan bahwa pasien kanker muda yang tinggal di area redlined menghadapi risiko kematian yang lebih tinggi. Walaupun faktor lain diperhitungkan, risiko kematian kanker tetap 32% lebih tinggi bagi mereka yang berasal dari lingkungan tersebut. Penelitian ini menyoroti rasisme sebagai pengaruh negatif terhadap hasil pasien kanker muda.
Data lebih dari 4.300 pasien di Seattle dan Tacoma digunakan untuk analisis, membandingkan tingkat kelangsungan hidup pasien kanker muda yang berasal dari daerah terdiskriminasi dengan yang tidak. Hasilnya menunjukan tingkat kelangsungan hidup lima tahun sebesar 85% bagi anak-anak dari lingkungan redlined, sedangkan lebih dari 90% untuk mereka yang tinggal di lingkungan lainnya.
Studi ini juga menunjukkan bahwa akar masalah diskriminasi perumahan sejak awal abad ke-20 masih berpengaruh pada hasil kesehatan hingga saat ini. Penelitian selanjutnya perlu memahami mengapa redlining berdampak pada risiko kanker saat ini, dengan harapan dapat memperbaiki perlakuan dan pencegahan kanker bagi masyarakat dari area tersebut.
Diskriminasi perumahan, yang berakar dari praktik redlining sejak 1920-an, masih memiliki dampak akan kesehatan masyarakat saat ini, khususnya pada pasien kanker muda. Redlining mengakibatkan segregasi berdasarkan ras yang berdampak pada akses terhadap layanan kesehatan dan infrastruktur yang buruk. Penelitian ini penting karena memperluas pemahaman tentang akibat jangka panjang dari diskriminasi terhadap kesehatan.
Masyarakat yang tumbuh di area terpengaruh redlining harus menyadari risiko kesehatan mereka yang lebih tinggi, terutama risiko kanker. Penelitian ini mengungkap pentingnya menducukangi akses kesehatan yang lebih baik bagi mereka dari komunitas yang terpengaruh untuk meningkatkan hasil kesehatan dan survival cancer. Rasisme sistemik berdampak pada hasil kesehatan pasien, dan pemahaman akan akar masalah ini dapat membantu menghasilkan kebijakan kesehatan yang lebih baik.
Sumber Asli: www.healthday.com