40% pasien kanker mengalami nyeri saraf akibat kemoterapi. Obat berbasis platinum dan taksan berisiko tinggi. Kanker paru-paru paling rentan. Penelitian ini mengungkap perlunya memahami lebih lanjut tentang neuropati.
Sekitar 40% pasien kanker yang menjalani kemoterapi mengalami nyeri saraf perifer yang parah, menurut sebuah tinjauan bukti terbaru. Gejala yang umum terjadi mencakup kehilangan keseimbangan, kelemahan, serta sensasi kesemutan, nyeri, atau rasa terbakar. Penelitian ini dipimpin oleh Dr. Ryan D’Souza dari Mayo Clinic dan dipublikasikan dalam journal Regional Anesthesia & Pain Medicine pada 28 Januari 2025.
Nyeri saraf perifer akibat kemoterapi adalah efek samping yang diketahui, namun ini adalah studi pertama yang memperkirakan prevalensinya di kalangan pasien kanker. Kemoterapi, meskipun bertujuan untuk membunuh sel kanker, juga merusak sel-sel sehat dan jaringan saraf. Biasanya, obat kemoterapi berbasis platinum dan taksan memiliki risiko tertinggi dalam memicu nyeri saraf.
Lebih dari 41% pasien kanker yang mengalami kemoterapi mengalami neuropati perifer yang menyakitkan, yang dapat berlangsung lebih dari tiga bulan. Kanker paru-paru memiliki prevalensi tertinggi, mencapai lebih dari 62%, sedangkan kanker ovarium dan limfoma memiliki risiko terendah. Studi mendatang perlu memfokuskan pada mekanisme penyebab dan pengembangan terapi yang melindungi pasien kanker.
Sumber Asli: www.usnews.com