Risiko Kanker Primer Kedua pada Terapi CAR T Sel

Terapi CAR T sel dapat menyebabkan risiko kanker primer kedua (SPC) meskipun tingkat kejadian risiko tersebut tergolong rendah. Penelitian dan strategi mitigasi disarankan untuk mengurangi dampak ini, termasuk diskusi terbuka dengan pasien dan penggunaan terapi di lini yang lebih awal. Di masa depan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami hubungan ini dan mengoptimalkan hasil pasien.

Terapi CAR T sel memiliki risiko kanker primer kedua (SPC) yang perlu diketahui dan diatasi melalui strategi mitigasi. Penelitian menunjukkan risiko SPC setelah terapi CAR T untuk kanker hematologi tergolong rendah, tetapi tetap penting untuk melakukan upaya mitigasi. Peneliti mencatat bahwa pembuatan CAR T sel dengan transduksi virus dapat berpotensi menyebabkan mutagenesis sisipan yang mengarah pada SPC. Oleh karena itu, perhatian lebih besar harus diberikan pada faktor-faktor yang berkontribusi terhadap SPC dalam konteks terapi ini.

Akibat lymphodepletion sebelum infus CAR T sel, sistem imun pasien dapat terpengaruh, yang akhirnya berdampak pada pertumbuhan sel tumor padat. FDA telah merilis panduan terkait potensi onkogenik dari terapi CAR T setelah laporan kasus limfoma T. Dalam analisis, 4,3% dari 11.345 penerima terapi CAR T dilaporkan mengembangkan SPC, terutama limfoma T.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa orang yang mendapatkan terapi CAR T tidak lebih berisiko terkena SPC dibandingkan mereka yang menjalani terapi standar. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai risiko jangka panjang SPC pada pasien CAR T, terutama bagi mereka yang menerima terapi sebelumnya.

Strategi mitigasi yang disarankan mencakup melakukan pembicaraan terbuka dengan pasien tentang risiko SPC, serta mempertimbangkan penggunaan terapi CAR T pada lini terapi lebih awal. Analisis menunjukkan bahwa penerapan terapi ini di tahap lebih awal terkait dengan risiko SPC yang lebih rendah, sementara pemilihan metode yang mengurangi mutagenesis dapat membantu.

Pentingnya pengawasan untuk individu dengan clonal hematopoiesis sebelum terapi CAR T juga ditekankan, meskipun screening belum memiliki rekomendasi formal. Di masa depan, penelitian perlu memfokuskan pada potensi genetik dan predisposisi terhadap SPC, serta pengembangan praktik terbaik dalam screening sebelum terapi.

Secara keseluruhan, meski ada laporan terkait hubungan antara terapi CAR T dan SPC, bukti kausalitas tetap tidak banyak. Manfaat terapi CAR T terhadap kanker primer diyakini lebih besar dibandingkan risiko SPC tersebut, dan pendekatan yang terpersonalisasi sangat diperlukan untuk pasien yang khawatir.

Terapi CAR T sel merupakan inovasi dalam pengobatan kanker yang memanfaatkan sel T pasien untuk melawan kanker. Meskipun efektif, risiko perkembangan kanker primer kedua (SPC) merupakan salah satu efek samping yang perlu diperhatikan. Penelitian terkini berfokus pada bagaimana SPC dapat berkaitan dengan terapi dan bagaimana strategi mitigasi dapat diterapkan untuk mengurangi risiko ini.

Penelitian menunjukkan bahwa meskipun terapi CAR T sel berpotensi menyebabkan SPC, manfaatnya jauh lebih besar dibandingkan risikonya. Terapi ini harus dilanjutkan dalam konteks yang tepat dengan pencatatan dan pemantauan risiko yang tepat. Keterlibatan pasien dalam keputusan serta strategi mitigasi yang lebih baik tetap menjadi prioritas dalam praktik onkologi.

Sumber Asli: www.onclive.com

About Jasper Nguyen

Jasper Nguyen is a highly respected journalist with a decade-long career focused on economics and technology. His growth as a reporter began at a local newspaper, where he honed his skills in storytelling and investigative techniques. Now, he regularly contributes insightful articles to major news platforms, analyzing the impact of technology on modern society. Recognized for his clear and accessible writing style, Jasper engages a wide array of readers from various backgrounds.

View all posts by Jasper Nguyen →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *