Subtipe Molekuler Kanker Endometrium: Dampak pada Kelangsungan Hidup dan Terapi

Studi menunjukkan bahwa kemoterapi dan radiasi setelah operasi bermanfaat bagi pasien kanker endometrium stadium III dengan subtipe molekuler tertentu, seperti MSI-H, abnormal p53, dan NSMP. Hasil menunjukkan bahwa subtipe dengan MSI-H dan abnormal p53 memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih buruk dibandingkan NSMP. Penelitian ini penting untuk memperjelas pengaruh subtipe molekuler terhadap keputusan pengobatan.

Studi retrospektif yang disajikan di Pertemuan Musim Dingin SGO 2025 menunjukkan bahwa penambahan kemoterapi ke terapi radiasi setelah operasi memberikan manfaat bagi pasien dengan subtipe molekuler tertentu dari kanker endometrium stadium III. Pasien dengan kanker endometrium subtipe molekuler MSI-H, abnormal p53, serta tidak memiliki pola molekuler spesifik (NSMP) mendapatkan manfaat dari pengobatan ini. Selanjutnya, status MSI-H dan p53 abnormal terkait dengan hasil kel存уулахan yang lebih buruk dibandingkan NSMP karena tingkat kekambuhan yang lebih tinggi.

Data menunjukkan pasien dengan penyakit MSI-H yang menerima 4 hingga 6 siklus kemoterapi memiliki angka kelangsungan hidup keseluruhan median tidak terjangkau. Sementara median kelangsungan hidup bebas penyakit pasien dengan NSMP mencapai 86,6%, angka tersebut masing-masing lebih rendah untuk MSI-H dan abnormal p53 sekitar 63,4% dan 45,7%. Penelitian ini menekankan pentingnya klasifikasi molekuler dalam menentukan pengobatan pasien.

Penelitian ini melibatkan semua pasien di British Columbia, Kanada, yang didiagnosis dengan kanker endometrium stadium III sesuai klasifikasi FIGO antara 2017 dan 2021, yang dikelompokkan menjadi lima kategori berdasarkan subtipe molekuler. Peneliti menggunakan estimasi Kaplan-Meier untuk menganalisis kelangsungan hidup bebas penyakit (DFS) dan kelangsungan hidup keseluruhan (OS) pasien.

Temuan tambahan menunjukkan kecenderungan untuk DFS yang lebih buruk pada pasien dengan abnormalitas p53 yang tidak menerima kemoterapi dibandingkan mereka yang menerima. Semua subkelompok menunjukkan bahwa pasien yang menjalani radioterapi adjuvan memiliki OS dan DFS lebih lama, terlepas dari penerimaan kemoterapi. angka-angka ini menyoroti pentingnya terapi radiasi pasca operasi dalam perawatan kanker endometrium.

Akhirnya, analisis multivariable menghubungkan OS median dengan beberapa faktor, menunjukkan bahwa stadium penyakit yang lebih lanjut dan jenis ganasnya dapat memprediksi hasil kelangsungan hidup yang lebih buruk. Penelitian ini mendukung pemanfaatan klasifikasi molekuler dalam diagnosis dan pengobatan kanker endometrium.

Kanker endometrium adalah jenis kanker paling umum di antara wanita di Kanada dan memiliki karakteristik biologis yang bervariasi. Penelitian ini berfokus pada subtipe molekuler kanker endometrium stadium III, yang mencakup pengelompokan berdasarkan status MSI dan p53. Dengan pergeseran dari klasifikasi histomorfologis ke klasifikasi molekuler, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan relevansi prognostik dan hasil kelangsungan hidup bagi pasien, serta pendalaman pengobatan yang lebih tepat sasaran.

Studi ini menunjukkan bahwa pengobatan kanker endometrium stadium III yang dipersonalisasi berdasarkan subtipe molekuler dapat memberikan hasil yang lebih baik. Radioterapi setelah operasi mampu meningkatkan kelangsungan hidup pasien, meskipun terdapat perbedaan signifikan antara subtipe molekuler yang berbeda. Penujuan pasien berdasarkan klasifikasi MSI dan abnormalitas p53 menjadi penting dalam skema perawatan.

Sumber Asli: www.onclive.com

About Aisha Tariq

Aisha Tariq is an accomplished journalist with expertise spanning political reporting and feature writing. Her travels across turbulent regions have equipped her with a nuanced perspective on global affairs. Over the past 12 years, Aisha has contributed to various renowned publications, bringing to light the voices of those often marginalized in traditional media. Her eloquent prose and insightful commentaries have garnered her both reader trust and critical acclaim.

View all posts by Aisha Tariq →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *