Studi Menawarkan Pengobatan Baru untuk Mesothelioma dan Kanker Lainnya

Penelitian dari University of Kentucky menunjukkan potensi pengobatan baru, Super-ebastine, untuk kanker mesothelioma dan kanker resistan lainnya. Protein S6K1 yang terkait dengan ketahanan kanker menjadi target utama, dan meskipun mesothelioma tidak diuji, langkah ini memberikan harapan baru bagi pasien kanker.

Mesothelioma adalah salah satu bentuk kanker yang paling sulit diobati, dikenal karena ketahanannya terhadap protokol pengobatan tradisional. Namun, sebuah studi baru-baru ini membuka harapan baru dalam menangani kanker yang resistan terhadap terapi ini. Para peneliti dari University of Kentucky memberikan pendekatan inovatif yang berpotensi diterapkan untuk merawat mesothelioma.

Dalam penelitian ini, tim yang dipimpin oleh Dr. Vivek Rangnekar mengidentifikasi protein S6K1 yang berperan penting dalam kel存存 kanker seperti mesothelioma. Dengan menyaring 1,400 obat yang disetujui FDA, mereka menemukan antihistamin ebastine dan memodifikasinya menjadi Super-ebastine, yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker yang resistan dengan efisiensi tinggi.

Meski mesothelioma tidak termasuk dalam sel kanker yang diuji, Super-ebastine telah berhasil diuji pada kanker paru-paru dan prostat, menunjukkan 95% efektivitas dalam menghambat pertumbuhan sel. Penemuan ini membawa harapan bagi pasien yang menghadapi pilihan terapi terbatas, termasuk kanker mesothelioma yang mematikan.

Mesothelioma merupakan kanker yang berhubungan dengan paparan asbestos, dan biasanya dianggap fatal. Dengan pendekatan baru ini, peneliti berusaha membongkar mekanisme yang membuat kanker ini resistan, khususnya melalui inhibisi protein S6K1. Penelitian ini menunjukkan potensi pengembangan terapi yang lebih efektif dan menjanjikan bagi pasien dengan kanker resistan.

Studi terbaru dari University of Kentucky menawarkan harapan baru dalam pengobatan mesothelioma, dengan temuan bahwa Super-ebastine mampu menghambat pertumbuhan sel kanker sambil mengurangi efek samping. Penemuan ini mungkin menjadi terobosan bagi mereka yang berjuang melawan kanker resistan. Inovasi dalam penelitian ini mengindikasikan pentingnya pemahaman lebih dalam tentang mekanisme kanker untuk menciptakan terapi yang lebih efektif.

Sumber Asli: mesothelioma.net

About Aisha Tariq

Aisha Tariq is an accomplished journalist with expertise spanning political reporting and feature writing. Her travels across turbulent regions have equipped her with a nuanced perspective on global affairs. Over the past 12 years, Aisha has contributed to various renowned publications, bringing to light the voices of those often marginalized in traditional media. Her eloquent prose and insightful commentaries have garnered her both reader trust and critical acclaim.

View all posts by Aisha Tariq →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *