Mutasi PPP2R1A pada kanker endometrium berisiko tinggi dikaitkan dengan kel存natan yang lebih baik setelah terapi lenvatinib dan pembrolizumab. Data menunjukkan bahwa pasien PPP2R1A memiliki median kel存natan yang belum tercapai, berbanding dengan 20,2 bulan untuk tipe liar. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengexplore dampak mutasi ini pada respons imun dan efektivitas pengobatan.
Pasien dengan kanker endometrium berisiko tinggi yang mengalami mutasi PPP2R1A menunjukkan keseluruhan kel存natan yang lebih lama setelah diobati dengan lenvatinib dan pembrolizumab dibandingkan dengan tipe liar PPP2R1A. Data dari studi retrospektif ini diungkapkan dalam pertemuan SGO Musim Dingin 2025,
Dalam kelompok 24 pasien dengan kanker endometrium berisiko tinggi dan mutasi PPP2R1A, luasan keseluruhan median belum tercapai, sedangkan untuk yang bertipe liar PPP2R1A, median kel存natan adalah 20,2 bulan (P = 0,05). Pasien dengan mutasi TP53 dalam kelompok PPP2R1A yang bermutasi juga menunjukkan median kel存natan yang belum tercapai, berbanding 15,8 bulan untuk kelompok liar.
Anne Knisely, MD, MPH, mengungkapkan perlunya penelitian lebih lanjut untuk membuktikan hubungan fungsional antara hilangnya PPP2R1A dan peningkatan imunitas anti-tumor.
Sebelumnya, penelitian terkait menunjukkan pasien dengan mutasi PPP2R1A pada kanker ovarium jelas mengalami hasil kel存natan yang lebih buruk dibandingkan tipe liar dai PPP2R1A.
PPP2R1A berfungsi sebagai komponen utama enzim fosfatase protein, PP2A, yang berperan dalam proses seluler beragam. Penelitian menunjukkan hubungan potensial PP2A sebagai regulator negatif fungsi efektor sel T sitotoksik. Bahkan, penelitian telah membuktikan bahwa penghambatan PP2A dapat mengembalikan supresi sel imun infiltrat tumor.
Penelitian dalam “Nature Communications” menunjukkan bahwa penambahan penghambat PP2A, LB-100, dengan penghalang PD-1 menunjukkan aktivitas anti-tumor imunitas yang tahan lama dalam model kanker tikus.
Analisis saat ini mencakup data dari 167 pasien yang menerima kombinasi lenvatinib dan pembrolizumab, di mana 101 di antaranya memiliki status mutasi PPP2R1A. Dari kelompok dengan mutasi PPP2R1A, terbagi lagi menjadi dua subkelompok berisiko tinggi: satu tanpa TP53 dan satu lainnya dengan.
Knisely dan timnya menyimpulkan bahwa studi mekanistik lebih lanjut tentang mutasi PPP2R1A mutasi dan penghambatan PP2A pada model praklinis sangat dibutuhkan. Knisely menegaskan perlunya penyelidikan lebih dalam tentangprofil genetik pada penggunaan imunoterapi di kanker endometrium.
Saat ini, trial fase 1/2 (NCT06065462) sedang berlangsung untuk meneliti keamanan dan efektivitas penghambatan PP2A dengan LB-100 dan dostarlimab-gxly pada kanker ovarium sel jernih berulang. Studi yang dilakukan oleh MD Anderson ini bertujuan untuk merekrut 21 peserta.
Artikel ini membahas temuan terbaru tentang mutasi gen PPP2R1A dalam kanker endometrium berisiko tinggi yang memengaruhi hasil kel存natan pasien. PPP2R1A dikaitkan dengan mekanisme imunitas dan pengobatan imunoterapi, yang memberikan pemahaman lebih baik mengenai respons pasien terhadap terapi kombinasi seperti lenvatinib dan pembrolizumab. Penelitian ini juga menyoroti perlunya investigasi lebih lanjut mengenai dampak mutasi ini dalam konteks kanker pada pasien secara umum.
Temuan menunjukkan bahwa pasien dengan mutasi PPP2R1A dalam kanker endometrium memiliki hasil kel存natan yang lebih baik setelah perawatan dengan kombinasi obat tertentu dibandingkan dengan yang bertipe liar. Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengonfirmasi hubungan antara mutasi ini dan respons imun, yang dapat membimbing pendekatan terapi di masa mendatang. Penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan penghambat PP2A dalam pengobatan juga dianggap penting.
Sumber Asli: www.onclive.com