Studi Baru Menghubungkan Kompleks Arp 2/3 Dengan Kista Pankreas Dan Kanker

Studi baru ini mengaitkan kompleks Arp 2/3 dengan kista pankreas dan risiko kanker. Dengan menggunakan GWAS, peneliti menemukan variasi genetik yang signifikan antara kista jinak dan kanker pankreas. Kompleks Arp 2/3 dianggap sebagai biomarker potensial untuk prediksi dan deteksi dini peralihan dari kista jinak ke kanker, yang dapat meningkatkan strategi terapi di masa depan.

Studi baru mengaitkan kompleks Arp 2/3 dengan kista pankreas dan kanker. Kista pankreas, khususnya neoplasma mukinous papiler intraduktal (IPMNs), bisa bersifat jinak tetapi berisiko bermutasi menjadi ganas. Penelitian oleh Karolinska Institute menggunakan studi asosiasi genom (GWAS) untuk menemukan variasi genetik terkait kista pankreas dan kanker pankreas. Temuan ini mengidentifikasi variasi genetik signifikan dan ekspresi gen yang meningkat yang dapat menjadi landasan strategi diagnostik dan terapeutik di masa depan.

Penelitian ini menemukan variasi gen rs142409042 dekat gen OPCML berhubungan dengan kista jinak. Selain itu, variasi rs7190458 yang berkaitan dengan gen BCAR1 dan CTRB1 ditemukan saat membandingkan pasien kanker pankreas dengan yang memiliki kista jinak. Kompleks Arp 2/3 terlihat berhubungan erat dengan both benign cysts dan kanker pankreas, menunjukkan kemampuannya sebagai penghubung molekuler dalam perubahan ini

Kompleks Arp 2/3 yang terdeteksi meningkat baik dalam jaringan kanker maupun berbagai jenis sel lainnya menunjukkan perannya di dalam mikro lingkungan tumor. Menurut tim peneliti, kompleks ini berpotensi sebagai biomarker untuk deteksi dini dan terapi terarah kanker pankreas yang berisiko tinggi setelah diagnosis seringkali terlambat. “Temuan kami menunjukkan gen-gen terkait kompleks Arp 2/3 dapat menjadi biomarker dalam memprediksi baru perkembangan kista pankreas yang ganas, membuka jalan baru untuk terapi terarah dan strategi deteksi dini,” ungkap tim peneliti.

Kanker pankreas memiliki gejala awal yang minim dan sering kali terdiagnosis dalam tahap lanjut. Sekitar 0.25% dari semua kista pankreas yang terdeteksi diketahui berpotensi kanker, sehingga penting untuk mengidentifikasi kista berisiko tinggi. Klasifikasi displasia derajat tinggi (HGD) pada IPMNs sering digunakan untuk menilai risiko keganasan yang memerlukan pemantauan ketat. Penelitian ini berkomitmen untuk memperdalam pemahaman tentang perubahan genetik dan molekuler dari keadaan jinak ke ganas.

Melalui data lebih dari 700 individu dengan kista pankreas jinak dan 14.000 kontrol sehat dari UK Biobank, analisis diadakan untuk mengidentifikasi jaringan kompleks dari variasi genetik dan lingkungan tumor. Peneliti juga membuat skor risiko poligenik (PRS) untuk memprediksi kemungkinan pengembangan kista pankreas jinak berdasarkan variasi genetik yang diidentifikasi.

Studi yang diterbitkan di Scientific Reports ini menyoroti pentingnya mengintegrasikan wawasan genetik dengan strategi klinis dalam penanganan kista dan kanker pankreas untuk intervensi lebih awal serta rencana perawatan yang dipersonalisasi. Tim peneliti mendukung studi lebih besar dengan kohort independen untuk memvalidasi temuan mereka dan mengeksplorasi interaksi gen-lingkungan untuk meningkatkan prediksi risiko dan menginformasikan strategi terapeutik baru.

Kista pankreas, seperti IPMNs, dapat bersifat jinak namun memiliki risiko kemungkinan berkembang menjadi kanker. Penelitian baru mengaitkan variasi genetik yang ditemukan pada kanker pankreas dan kista, membantu meningkatkan strategi diagnostik dan terapi. Pemahaman yang lebih baik tentang kompleksitas molekuler ini dapat menghasilkan penemuan biomarker baru, mengarah pada pengobatan yang lebih tepat dalam mendiagnosis dan merawat kanker pankreas yang mematikan.

Temuan ini memperlihatkan hubungan antara kompleks Arp 2/3 dengan kemungkinan perkembangan kista pankreas menjadi kanker. Dengan adanya hubungan gene yang diidentifikasi, pengembangan biomarker, dan analisis risiko poligenik, penelitian ini menandakan langkah maju dalam manajemen kanker pankreas. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memperkuat hasil ini dan meningkatkan metode diagnostik serta terapeutik.

Sumber Asli: evrimagaci.org

About Jasper Nguyen

Jasper Nguyen is a highly respected journalist with a decade-long career focused on economics and technology. His growth as a reporter began at a local newspaper, where he honed his skills in storytelling and investigative techniques. Now, he regularly contributes insightful articles to major news platforms, analyzing the impact of technology on modern society. Recognized for his clear and accessible writing style, Jasper engages a wide array of readers from various backgrounds.

View all posts by Jasper Nguyen →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *