Kesadaran Kunci untuk Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker di Filipina

Kanker adalah penyebab utama kematian di Filipina, dengan fokus pada pencegahan dan deteksi dini. Bulan Februari diperingati sebagai Bulan Kesadaran Kanker, dengan tujuan meningkatkan informasi dan akses ke layanan kesehatan. WHO menekankan bahwa 30% hingga 50% kematian akibat kanker dapat dicegah. Strategi deteksi dini dan legislatif baru diharapkan akan memperbaiki layanan perawatan kanker.

Kanker merupakan penyebab utama penyakit dan kematian di Filipina, dengan beban sosial ekonomi yang berat bagi pasien dan keluarga mereka. Dari Januari hingga Juni 2024, kanker termasuk dalam tiga penyebab kematian teratas, menyumbang 11% dari total kematian. Jenis kanker yang paling mematikan di negara ini meliputi kanker payudara, paru-paru, usus besar, dan serviks.

Bulan Februari diperingati sebagai Bulan Kesadaran Kanker Nasional, yang dipimpin oleh Kementerian Kesehatan (DoH) bersama pemerintah daerah, masyarakat profesional terkait kanker, dan institusi akademis. Tujuan acara tahunan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang kanker, pencegahan, serta pentingnya deteksi dini untuk meningkatkan hasil perawatan.

Pencegahan adalah strategi jangka panjang yang paling efektif untuk mengendalikan kanker. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 30% hingga 50% kematian akibat kanker dapat dicegah dengan mengubah atau menghindari faktor risikokunci dan menerapkan strategi pencegahan berbasis bukti, seperti menghindari konsumsi tembakau, menjaga berat badan sehat, makan makanan bergizi, dan berolahraga secara teratur.

Selain itu, penting untuk membatasi konsumsi alkohol, mendapatkan vaksin hepatitis B dan HPV, mengurangi paparan sinar ultraviolet, terpapar polusi udara, dan menjalani pemeriksaan medis secara rutin. WHO juga menekankan pentingnya deteksi dini, karena kanker lebih mungkin untuk diobati secara efektif jika teridentifikasi lebih awal.

Ada dua strategi yang mendorong deteksi dini: pertama, diagnosis awal untuk mendiagnosis kasus kanker bergejala. Publik perlu mengenali gejala kanker dan pentingnya mencari nasihat medis jika ada tanda yang tidak normal. Gejala umum termasuk kelelahan, benjolan, perubahan berat badan, dan perubahan kulit.

Kedua, skrining untuk mengidentifikasi individu dengan kelainan yang mungkin menunjukkan kanker atau pra-kanker. CDC Amerika Serikat mendukung skrining untuk beberapa jenis kanker, termasuk pemeriksaan mamografi untuk kanker payudara dan tes Pap untuk kanker serviks.

WHO merekomendasikan investasi dalam penguatan layanan kesehatan dan pelatihan tenaga kesehatan untuk diagnosis yang akurat dan tepat waktu. Pelaksanaan penuh Undang-Undang Perawatan Kesehatan Universal (UHC) dan Undang-Undang Pengendalian Kanker Nasional (NICCA) diharapkan dapat memperbaiki perawatan kanker di Filipina.

Dengan NICCA, akses ke pusat kanker meningkat, dukungan finansial bagi pasien diberikan, serta dibentuknya dewan multisektoral untuk perencanaan dan koordinasi pencegahan kanker. NICCA juga mendirikan Dana Bantuan Kanker untuk memberikan dukungan finansial dan Program Akses Obat Kanker yang menyediakan 61 obat kanker secara gratis di lebih dari 30 lokasi di seluruh negara.

Kanker merupakan penyebab kematian yang signifikan di Filipina, memberikan dampak besar terhadap masyarakat dan sistem kesehatan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pencegahan dan deteksi dini, diharapkan angka kematian akibat kanker dapat ditekan. Bulan Kesadaran Kanker Nasional merupakan inisiatif penting yang berfokus pada informasi dan akses ke layanan deteksi dini dan pengobatan, sejalan dengan peraturan baru yang mendukung pencegahan kanker.

Kesadaran dini dan pencegahan kanker sangat penting dalam mengurangi angka kematian akibat penyakit ini di Filipina. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan berbagai lembaga untuk meningkatkan kesadaran publik serta menyediakan layanan kesehatan yang optimal diharapkan dapat meningkatkan deteksi dini dan pengobatan yang lebih efektif. Legislasi baru juga memberikan dukungan finansial dan akses obat bagi pasien kanker, mengurangi beban sosial ekonomi akibat penyakit ini.

Sumber Asli: www.bworldonline.com

About Chloe Kim

Chloe Kim is an innovative journalist known for her work at the intersection of culture and politics. She has a vibrant career spanning over 8 years that includes stints in major newsrooms as well as independent media. Chloe's background in cultural studies informs her approach to reporting, as she amplifies stories that highlight diverse perspectives and experiences. Her distinctive voice and thought-provoking articles have earned her a loyal following.

View all posts by Chloe Kim →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *