BMI dan Risiko Mortalitas: Paradoks Obesitas dalam Pengobatan Kanker Paru

Penelitian ini mengeksplorasi hubungan antara BMI dan risiko kematian pada pasien kanker paru-paru. Temuan menunjukkan bahwa imunoterapi mungkin tidak ideal untuk pasien obesitas, sehingga kemoterapi konvensional bisa menjadi alternatif yang lebih baik. Penelitian ini penting untuk perkembangan pengobatan presisi.

Sebuah penelitian oleh tim dari Universitas Metropolitan Osaka menunjukkan bahwa risiko kematian akibat pengobatan kanker paru-paru terkait dengan Indeks Massa Tubuh (BMI). Penelitian ini menganalisis data lebih dari 500.000 pasien kanker paru dan menemukan bahwa imunoterapi mungkin tidak selalu menjadi pilihan terbaik bagi pasien obesitas dengan kanker paru sel non-kecil lanjutan. Para peneliti menyarankan agar kemoterapi konvensional juga dipertimbangkan untuk pengobatan.

Fenomena yang dikenal sebagai paradoks obesitas menunjukkan bahwa meskipun obesitas meningkatkan risiko penyakit terkait gaya hidup, ada penurunan risiko kematian selama terapi kanker. Namun, penelitian ini menyoroti bahwa tren ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis terapi kanker. Selain BMI, faktor lain seperti usia, hormon, dan mikrobiota usus juga memengaruhi efektivitas imunoterapi.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pentingnya mempertimbangkan faktor-faktor seperti BMI dalam menentukan metode pengobatan yang tepat untuk pasien kanker, khususnya dalam konteks kebutuhan untuk meningkatkan pengobatan presisi.

Sumber Asli: www.technologynetworks.com

About Samuel Miller

Samuel Miller is a veteran journalist with more than 20 years of experience in print and digital media. Having started his career as a news reporter in a small town, he rose to prominence covering national politics and economic developments. Samuel is known for his meticulous research and ability to present complex information in a reader-friendly manner. His dedication to the craft of journalism is matched only by his passion for ensuring accuracy and accountability in reporting.

View all posts by Samuel Miller →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *