Pentingnya Peringatan Kanker pada Konsumsi Alkohol

Jenderal Pembedahan AS meminta peringatan kanker pada label minuman beralkohol. Banyak yang tidak menyadari risiko ini. Penelitian menunjukkan alkohol dapat merusak DNA dan menyebabkan kanker. Disarankan untuk minum dalam moderasi, meskipun peringatan mungkin tidak banyak merubah perilaku masyarakat.

Jenderal Pembedahan AS yang outgoing, Vivek Murthy, mengusulkan agar label pada minuman beralkohol mencantumkan peringatan terkait risiko kanker. Ia menyarankan hal ini untuk meningkatkan kesadaran mengenai hubungan konsumsi alkohol dengan kanker, setelah sebuah laporan dari WHO menunjukkan bahwa mengurangi alkohol bisa menurunkan risiko beberapa jenis kanker. Penelitian menunjukkan bahwa alkohol dapat merusak DNA, memicu pembentukan tumor. Peringatan ini diharapkan mendorong masyarakat untuk lebih sadar akan bahaya alkohol.

Otis Brawley, pakar kanker dari Johns Hopkins, menyatakan bahwa penelitian telah lama menunjukkan bahwa alkohol, terutama jenis keras, menyebabkan kanker. Menurut Brawley, sekitar 741.300 kasus kanker di 2020 terkait dengan konsumsi alkohol. Ia menggarisbawahi pentingnya peringatan yang jelas bahwa alkohol tidak sekadar “mungkin” menyebabkan kanker, tetapi terbukti sebagai penyebabnya. Hal ini menimbulkan banyak reaksi, terutama terkait dengan kebiasaan minum dalam kehidupan sosial.

Brawley menjelaskan bahwa konsumsi alkohol harus dikelola, bukan dihindari sepenuhnya. Dia menekankan bahwa meski ada risiko, orang sebaiknya dapat menikmati minuman dengan kesadaran penuh akan dampak kesehatan yang mungkin muncul. Jika seseorang memilih untuk minum, disarankan untuk melakukannya dalam moderasi: satu gelas untuk wanita dan dua gelas untuk pria per hari. Namun, dia mengingatkan bahwa semakin banyak minum, semakin besar risiko terkena berbagai jenis kanker.

Walaupun penelitian menunjukkan bahwa menghentikan konsumsi alkohol dapat mengurangi risiko beberapa jenis kanker, masih ada ketidakpastian tentang efek berhenti minum terhadap risiko kanker lainnya. Brawley ingin lebih banyak penelitian dilakukan untuk membandingkan risiko kanker antara minuman keras, anggur, dan bir. Ia juga mengkhawatirkan bahwa peringatan di label kemungkinan tidak akan mengubah perilaku konsumen secara drastis, terutama di kalangan remaja dan peminum binge.

Peringatan dari Jenderal Pembedahan AS, Vivek Murthy, mencerminkan kekhawatiran yang berkembang tentang hubungan antara alkohol dan kanker. Meskipun sebagian besar orang belum menyadari risiko ini, banyak bukti ilmiah mendukung klaim bahwa konsumsi alkohol berkontribusi terhadap sejumlah kanker. Peningkatan kesadaran dan peringatan pada label diharapkan dapat merubah persepsi masyarakat mengenai alkohol sebagai faktor risiko kesehatan.

Kesimpulannya, alkohol berhubungan erat dengan risiko kanker, dan upaya untuk meningkatkan kesadaran perlu diprioritaskan. Peringatan di label minuman dapat membantu, tetapi perubahan perilaku yang signifikan mungkin sulit dicapai. Brawley mendorong penanganan risiko dengan cara yang realistis, di mana moderasi menjadi kunci. Masyarakat diharapkan menyadari bahaya potensial sekaligus dapat menikmati waktu sosial secara bertanggung jawab.

Sumber Asli: www.futurity.org

About Malik Johnson

Malik Johnson is a distinguished reporter with a flair for crafting compelling narratives in both print and digital media. With a background in sociology, he has spent over a decade covering issues of social justice and community activism. His work has not only informed but has also inspired grassroots movements across the country. Malik's engaging storytelling style resonates with audiences, making him a sought-after speaker at journalism conferences.

View all posts by Malik Johnson →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *