Terapi CAR T Tidak Tingkatkan Risiko Kanker Sekunder

Studi menunjukkan terapi CAR T tidak meningkatkan risiko kanker sekunder dengan 18 dari lebih 700 pasien yang terpengaruh. Kasus ini tidak berhubungan dengan terapi melainkan terkait dengan pengobatan kanker sebelumnya. Penelitian ini memperkuat profil keamanan terapi CAR T.

Penelitian terbaru dari Perelman School of Medicine dan Abramson Cancer Center menunjukkan bahwa terapi CAR T tidak berhubungan dengan peningkatan risiko kanker sekunder. Dalam studi yang melibatkan lebih dari 700 pasien, hanya 18 kasus kanker sekunder yang ditemukan dan tidak ada di antaranya yang disebabkan oleh terapi CAR T. Penelitian ini menegaskan bahwa kejadian kanker kemungkinan terkait dengan sistem kekebalan tubuh yang terganggu akibat perawatan kanker awal seperti radiasi dan kemoterapi.

CAR T cell therapy, yang dikembangkan di Penn Medicine, menggunakan virus yang dinonaktifkan untuk mengubah sel T pasien agar dapat menyerang sel kanker mereka. Sejak diluncurkannya terapi ini pada tahun 2017, lebih dari 30.000 pasien telah mendapatkan perawatan, dengan beberapa pasien menunjukkan remisi yang bertahan selama lebih dari sepuluh tahun.

Pada akhir tahun 2023, FDA mulai menyelidiki beberapa kasus kanker sel T sekunder pasca terapi CAR T. FDA juga mewajibkan label peringatan tentang potensi risiko ini pada produk terapi CAR T. Namun, penelitian menunjukkan bahwa risiko kanker sekunder tidak berasal dari terapi itu sendiri, melainkan dari perawatan kanker sebelumnya.

Terapi CAR T memanfaatkan virus yang telah dimodifikasi untuk menyampaikan instruksi genetik ke dalam sel T pasien. Meskipun ada risiko tertentu dari penggunaan terapi ini, terutama terkait dengan perubahan genetik yang tidak diinginkan, penelitian ini menunjukkan tidak ada bukti bahwa terapi CAR T menyebabkan kanker melalui proses ini.

Terapi CAR T adalah bentuk imunoterapi yang dipersonalisasi, dirancang untuk memprogram sel T pasien untuk melawan kanker. Dengan lebih dari 30.000 pasien yang telah menerima terapi ini, dan data yang mendukung keselamatan jangka panjangnya, kekhawatiran tentang risiko kanker sekunder menjadi fokus penelitian yang lebih mendalam. Ini sangat penting juga karena peningkatan perhatian dari FDA terkait keselamatan produknya.

Studi ini menggarisbawahi keamanan terapi CAR T dengan tidak ada bukti risiko kanker sekunder akibat terapi tersebut. Terapi ini tetap menjadi pilihan aman untuk pasien kanker, terlepas dari pengaruh dari perawatan kanker sebelumnya yang mungkin menyebabkan dampak pada sistem kekebalan. Dengan langkah-langkah keamanan yang ketat, manfaat dari terapi CAR T jauh lebih besar daripada risikonya.

Sumber Asli: www.miragenews.com

About Samuel Miller

Samuel Miller is a veteran journalist with more than 20 years of experience in print and digital media. Having started his career as a news reporter in a small town, he rose to prominence covering national politics and economic developments. Samuel is known for his meticulous research and ability to present complex information in a reader-friendly manner. His dedication to the craft of journalism is matched only by his passion for ensuring accuracy and accountability in reporting.

View all posts by Samuel Miller →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *