Terapi Kanker Baru Yang Direkayasa Menjadi Lebih Aman

Peneliti UIC telah merancang ulang obat leukemia yang dapat mengurangi efek samping serius. Terapi baru ini memanfaatkan asparaginase yang direkayasa secara genetik, menunjukkan potensi untuk penggunaan belum maksimal dalam jenis kanker lain. Hasil penelitian gabungan membangun harapan untuk uji klinis masa depan, menawarkan pengobatan kanker yang lebih aman dan efektif.

Peneliti dari Universitas Illinois Chicago (UIC) telah mengembangkan terapi baru untuk leukemia anak yang umum, yang menargetkan pengurangan efek samping berbahaya dari terapi seperti pembekuan darah dan kerusakan hati. Terapi baru ini, yang merupakan bentuk asparaginase yang direkayasa secara genetik, menunjukkan hasil positif dalam penelitian awal di model hewan, dengan kemampuan menghancurkan sel leukemia tanpa efek samping yang merugikan. Lebih lanjut, konsep ini berpotensi untuk digunakan dalam pengobatan kanker lain, termasuk melanoma dan kanker hati.

Tim yang dipimpin oleh Arnon Lavie memanfaatkan teknik rekayasa protein untuk menghadirkan bentuk baru dari enzim ini. Enzim ini sudah disetujui untuk leukemia limfoblastik akut, namun sering menyebabkan reaksi imun yang berat. Dengan menemukan dan merekayasa enzim dari guinea pig, tim berharap mengurangi risiko respons imun pada pasien manusia.

Proyek ini telah berjalan sejak 2011 dan mendapatkan sokongan dari Program Terapeutik Eksperimental Institut Kanker Nasional. Dengan mendanai hampir $4 juta, Lavie dan timnya sedang bersiap untuk uji klinis. Mereka sudah memulai studinya terkait toksisitas dan pengujian lain yang diperlukan sebelum permohonan untuk uji coba pada manusia.

“Kesempatan untuk menerjemahkan penelitian saya menjadi terapi potensial sangat menggembirakan,” tutur Lavie. Penelitian ini menunjukkan efikasi tinggi dari enzim yang direkayasa wajah manusia pada model tikus leukemia.

Proses ini berpotensi mengubah cara pengobatan leukemia ke depan, memberikan terapi yang lebih aman dan efektif.

Terapi kanker tradisional sering memiliki efek samping yang serius, menimbulkan tantangan dalam perawatan pasien, terutama untuk anak-anak. Asparaginase adalah enzim yang telah digunakan untuk mengobati leukemia limfoblastik akut tetapi sering kali menyebabkan masalah kesehatan tambahan akibat reaksi imun dan toksisitas. Penelitian ini berfokus pada pembuatan versi baru enzim yang lebih aman dan toleran, dengan harapan meningkatkan hasil pengobatan bagi pasien kanker.

Terapi kanker baru yang dikembangkan oleh tim UIC menawarkan harapan untuk pengurangan efek samping dan peningkatan toleransi penggunaan obat pada pasien, terutama anak-anak. Dengan berhasilnya enzim yang direkayasa dalam studi awal, langkah ke arah uji klinis menunjukkan kemajuan signifikan menuju solusi yang lebih aman dalam pengobatan kanker.

Sumber Asli: www.technologynetworks.com

About Samuel Miller

Samuel Miller is a veteran journalist with more than 20 years of experience in print and digital media. Having started his career as a news reporter in a small town, he rose to prominence covering national politics and economic developments. Samuel is known for his meticulous research and ability to present complex information in a reader-friendly manner. His dedication to the craft of journalism is matched only by his passion for ensuring accuracy and accountability in reporting.

View all posts by Samuel Miller →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *