Kampanye “Dry January” mendorong orang untuk beristirahat dari alkohol dan meningkatkan kesadaran akan risiko kanker terkait alkohol. Pernyataan Jenderal Bedah mengkonfirmasi bahwa alkohol adalah penyebab kanker yang dapat dicegah, dengan pola konsumsi yang sebaiknya diubah. Industri minuman, termasuk bar, perlu beradaptasi pada meningkatnya permintaan minuman non-alkohol di kalangan generasi muda.
Para peneliti memperkirakan sekitar seperempat orang dewasa Amerika mengikuti “Dry January” untuk beristirahat dari alkohol setelah periode perayaan tahun baru yang berlebihan. Meskipun sementara, manfaat kesehatan seperti kulit lebih cerah dan tidur lebih baik dapat diperoleh. Kabar terbaru dari Jenderal Bedah Vivek Murthy mengungkapkan hubungan langsung antara konsumsi alkohol dan risiko kanker, dengan alkohol sebagai penyebab ketiga kanker yang dapat dicegah di AS.
Jeanna Rich, seorang ahli diet onkologi terdaftar, menyebutkan bahwa bukti yang menunjukkan risiko kanker akibat alkohol telah ada sejak lama. “Kami berharap informasi ini dirilis lebih awal, tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali,” katanya. Temuan menunjukkan bahwa alkohol meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, terutama yang terkait dengan organ pencernaan dan kanker hati serta payudara, terutama pada wanita.
Murthy mendorong perubahan panduan konsumsi alkohol dari 1-2 minuman per hari menjadi 1-2 minuman per minggu untuk mengurangi risiko kanker. Ia juga ingin menyematkan peringatan baru di label alkohol mengenai risiko kanker. Usulan ini jika disetujui dapat mempengaruhi industri minuman keras juga pemilik bar dan restoran.
Jon Kemp, pemilik Kemp’s Upper Tap, menyatakan ketidakpenuhannya terhadap informasi peringatan tersebut. Namun, dia siap beradaptasi dengan cara baru, seperti penawaran bir non-alkohol yang terus berkembang. “Kami ingin merangkul cita rasa bir non-alkohol yang semakin baik,” ujar Kemp.
Generasi Z berperan dalam pergeseran menuju minuman non-alkohol. Mereka minum lebih sedikit dibandingkan generasi sebelumnya dan tren minuman non-alkohol terus meningkat. Meski penjualan alkohol turun pada 2020 pasca legalisasi ganja di Illinois, penjualan minuman non-alkohol justru meningkat karena banyak orang ingin bersosialisasi.
Melalui gerakan mocktail, orang dapat menikmati waktu bersosialisasi tanpa tekanan untuk minum alkohol. Mixolog kini semakin kreatif dengan menggunakan bahan-bahan kaya antioksidan dan sehat. Saran Rich untuk alternatif minuman termasuk soda klub dengan jus delima murni atau campuran yang kaya rempah.
Bagi yang fokus pada pencegahan kanker, lebih baik menghindari alkohol sepenuhnya agar faktor risiko dapat dihilangkan. Namun, penting untuk mempertimbangkan nilai dan keseimbangan dalam hidup sepanjang periode penghindaran alkohol.
Hubungan antara alkohol dan kanker semakin menarik perhatian, terutama setelah pernyataan dari Jenderal Bedah mengenai risiko yang ditimbulkan oleh alkohol. Penelitian menunjukkan konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, dan beristirahat dari alkohol memiliki manfaat kesehatan yang signifikan. Tren seperti “Dry January” menggambarkan meningkatnya kesadaran individu tentang dampak alkohol terhadap kesehatan, yang berdampak pada industri minuman dan perilaku konsumen.
Dampak negatif alkohol terhadap kesehatan, terutama risiko kanker, mendorong masyarakat menjadi lebih sadar dan mengurangi konsumsi alkohol. Dengan dukungan dari kampanye seperti “Dry January,” serta munculnya alternatif minuman non-alkohol, masyarakat dapat lebih memilih untuk hidup lebih sehat. Perubahan kebijakan yang diusulkan oleh Jenderal Bedah dapat semakin memperkuat tren ini, mempengaruhi baik konsumen maupun industri.
Sumber Asli: www.wglt.org