Kenaikan Insidensi Kanker Prostat di California Setelah Perubahan Pedoman Skrining

Insidensi kanker prostat meningkat di California setelah pedoman skrining diubah, menunjukkan kebutuhan mendesak untuk strategi deteksi yang lebih baik. Penelitian mengungkapkan bahwa meskipun kematian kanker prostat menurun selama beberapa tahun, angka tersebut kini stagnan. Skrining yang tepat diperlukan untuk mengidentifikasi kanker agresif dan mencegah diagnosis palsu.

Setelah perubahan pedoman skrining, insiden kanker prostat di California meningkat lebih dari yang terjadi secara nasional. Satu studi dari UC San Francisco menunjukkan kenaikan insiden kanker prostat lanjutan sejak dokter berhenti melakukan skrining secara rutin. Meskipun angka kematian akibat kanker prostat menurun selama bertahun-tahun, kini angka tersebut stagnan di sebagian besar wilayah di negara bagian itu.

Penting agar skrining dapat mengidentifikasi tumor berbahaya tanpa menyebabkan diagnosis palsu pada kanker yang tidak berisiko. Studi ini dipublikasikan dalam JAMA Network Open, menyoroti tren yang mengkhawatirkan ini terjadi di semua kelompok usia, ras, dan etnis. Menurut Erin L. Van Blarigan, peneliti utama, “Data kami menunjukkan betapa mendesaknya masalah ini.”

Kanker prostat merupakan kanker paling umum di AS dan penyebab kedua kematian akibat kanker. PSA testing sering digunakan, tetapi tidak membedakan antara tumor agresif dan tidak agresif. Tanpa skrining, jenis kanker yang lebih lanjut mungkin tidak terdiagnosis tepat waktu, mengakibatkan penurunan efektivitas pengobatan.

U.S. Preventative Services Task Force menghentikan rekomendasi skrining untuk semua pria pada tahun 2012, berharap dapat mencegah intervensi yang tidak perlu. Pada tahun 2018, mereka merekomendasikan pria berusia 55 hingga 69 tahun untuk mendiskusikan faedah dan risiko skrining dengan dokter, tetapi pelaksanaanya mungkin tidak merata.

Tim peneliti UCSF menganalisis data hampir 388.000 pria dengan kanker prostat di California antara 2004 hingga 2021, mendapati 7,2% di antaranya memiliki penyakit lanjutan. Meskipun angka kematian menurun sebesar 2,6% per tahun dari 2004 hingga 2012, setelah itu angka kematian menyetabil. Stabilitas kanker serius setelah 2010 meningkat 6,7% per tahun, melebihi peningkatan nasional sebesar 4,5%.

Kanker prostat menjadi masalah kesehatan yang besar, dengan insidensi dan kematian yang terus dipantau oleh para peneliti. Perubahan dalam pedoman skrining dapat mempengaruhi deteksi kanker awal, yang penting untuk keberhasilan pengobatan. Penelitian terbaru ini menyoroti konsekuensi dari keputusan mengenai skrining terhadap kesehatan pria di California dan menunjukkan perlunya skrining yang lebih baik untuk membedakan antara kasus agresif dan tidak agresif.

Studi ini menekankan perlunya pemantauan lanjutan dan evaluasi pedoman skrining kanker prostat. Meskipun ada kekhawatiran terkait intervensi yang tidak perlu, risiko penundaan diagnosis kanker lanjutan menunjukkan bahwa strategi skrining yang lebih tepat harus dikembangkan. Untuk mengurangi insidensi dan kematian akibat kanker prostat, dokter dan pasien perlu terlibat lebih aktif dalam diskusi mengenai skrining yang tepat.

Sumber Asli: www.news-medical.net

About Samuel Miller

Samuel Miller is a veteran journalist with more than 20 years of experience in print and digital media. Having started his career as a news reporter in a small town, he rose to prominence covering national politics and economic developments. Samuel is known for his meticulous research and ability to present complex information in a reader-friendly manner. His dedication to the craft of journalism is matched only by his passion for ensuring accuracy and accountability in reporting.

View all posts by Samuel Miller →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *