Aasma Shaukat, MD, MPH, membahas potensi tes berbasis darah untuk meningkatkan screening kanker kolorektal di AS. Studi PREEMPT CRC menunjukkan efektivitas yang menjanjikan dari tes ini. Namun, hambatan akses bagi populasi tanpa asuransi harus diatasi melalui kebijakan yang lebih baik.
Aasma Shaukat, MD, MPH, menyampaikan bahwa tes berbasis darah dapat meningkatkan akses screening kanker kolorektal (CRC) di populasi dengan risiko rata-rata di AS. Dalam penelitiannya, PREEMPT CRC, dia mengeksplorasi efektivitas tes investigasi yang menunjukkan sensitivitas 79,2% dan spesifisitas 91,5% untuk deteksi CRC dan neoplasia kolorektal lanjutan (ACN). Selain itu, Shaukat menekankan perlunya dukungan kebijakan untuk mengurangi hambatan akses bagi individu yang tidak memiliki asuransi atau memiliki faktor sosial yang mempengaruhi kesehatan.
Screening kanker kolorektal saat ini dilakukan melalui kolonoskopi atau tes berbasis tinja. Kini ada juga satu tes berbasis darah yang disetujui. Dengan penambahan tes ini, diharapkan dapat meningkatkan angka partisipasi screening di kalangan individu berisiko rata-rata, terutama mereka yang berusia 45 tahun ke atas. Namun, barrier akses masih menjadi tantangan utama dalam upaya peningkatan screening.
Temuan dari studi PREEMPT CRC menunjukkan bahwa tes berbasis darah memiliki potensi untuk memperluas akses screening CRC. Namun, untuk mewujudkan akses yang lebih merata, dukungan kebijakan di tingkat lokal, regional, dan nasional sangat penting. Kesadaran akan pentingnya skrining dan pengurangan hambatan akses juga harus menjadi prioritas.
Sumber Asli: www.cancernetwork.com