Kanker ovarium adalah salah satu kanker paling fatal bagi wanita dengan tingkat deteksi yang rendah. World Ovarian Cancer Coalition fokus pada peningkatan edukasi, akses ke pengujian genetik, dan berbagi pengalaman pasien. Data menunjukkan perlunya inovasi dalam layanan kesehatan dan kolaborasi global untuk meningkatkan hasil bagi pasien. World Cancer Day menjadi kesempatan untuk meningkatkan kesadaran tentang isu ini.
Aktivis kanker ovarium berjuang untuk edukasi dan kesadaran. Kanker ovarium menjadi kanker paling mematikan bagi wanita; lebih dari setengah kasus terdeteksi setelah kanker menyebar. Angka kejadian global diperkirakan akan meningkat 55% pada tahun 2050, mencapai hampir 500.000 kasus baru per tahun. Di 25 tahun ke depan, sekitar 12 juta orang diperkirakan akan didiagnosis dan 8 juta akan meninggal akibat keganasan ini.
Clara MacKay, CEO World Ovarian Cancer Coalition, merasa terkejut bahwa angka kelangsungan hidup kanker ovarium sangat rendah dibandingkan jenis kanker lainnya. Di negara berpenghasilan tinggi, tingkat kelangsungan hidup hanya 35% hingga 45%. Sementara itu, kanker payudara memiliki tingkat kelangsungan hidup lebih dari 90%. Hal ini menunjukkan perlunya perhatian lebih terhadap kanker ovarium.
Koalisi ini bekerja sama dengan 200 organisasi advokasi pasien global untuk meningkatkan ketahanan hidup dan kualitas hidup mereka yang terancam atau menderita kanker ovarium. Saat ini, tidak ada alat skrining untuk mendeteksi kanker ovarium, dan gejalanya sering kali salah didiagnosis sebagai penyakit lain.
“Wanita sering kali mendapatkan beberapa diagnosis yang berbeda selama berbulan-bulan sebelum terdiagnosis kanker ovarium,” kata MacKay. “Setiap waktu yang terbuang sangat berharga untuk pengobatan.” Koalisi berupaya meningkatkan kesadaran tentang kanker ini dan mendukung organisasi anggotanya yang memiliki sumber daya terbatas.
Koalisi baru-baru ini menerbitkan makalah putih yang membahas kanker ovarium herediter dan potensi pengujian genetik untuk mencegah kanker. Makalah ini merekomendasikan pengujian genetik yang luas untuk mencegah jutaan kasus kanker di seluruh dunia. Estimasi menunjukkan bahwa pengujian populasi dapat mencegah ratusan ribu kasus kanker.
Shirlene Badger dari Illumina mengungkapkan pentingnya akses genetik untuk mendukung pasien dalam pencegahan. Rekomendasi lain meliputi pengaturan biaya bersama, pengujian tumor dan germline yang komprehensif, serta menciptakan jalur digital untuk memfasilitasi akses pengujian genetik.
Penelitian sebelumnya dari koalisi mengungkapkan data pengalaman pasien yang penting untuk meningkatkan layanan kesehatan. Perbedaan dalam waktu diagnosis dan perawatan antara negara menjadi pelajaran. Walaupun menghadapi banyak tantangan di daerah berpenghasilan rendah, inovasi tetap ada.
Untuk World Cancer Day yang jatuh pada 4 Februari 2025, koalisi akan berbagi cerita penyintas kanker ovarium. MacKay menekankan pentingnya berbagi pengalaman individu untuk memperkuat advokasi sosialisasi kanker ovarium: “Setiap pengalaman unik, tetapi bersama kita bisa membuat perbedaan besar.”
Kanker ovarium adalah jenis kanker yang paling mematikan bagi wanita. Meskipun tanda-tandanya serupa dengan kondisi lain, penyakit ini sering terdeteksi pada tahap lanjut, yang membuat tingkat kelangsungan hidup sangat rendah. Koalisi kanker ovarium mengadvokasi kesadaran dan dukungan untuk pasien, serta berusaha meningkatkan pemahaman tentang dampak penyakit ini di seluruh dunia. Genetik dan pengujian juga dapat berperan dalam pencegahan serta perbaikan perawatan.
Perjuangan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang kanker ovarium sangat penting, mengingat tingginya angka kejadian dan rendahnya tingkat kelangsungan hidup. Melalui advokasi dan pemanfaatan data untuk perubahan kebijakan, tindakan kolektif bisa memberikan solusi nyata. Penyebaran informasi dan cerita pribadi di World Cancer Day menjadikan upaya ini semakin relevan dan mendesak dalam menangani masalah ini.
Sumber Asli: www.illumina.com