Risiko Kanker Payudara dan Paparan Bahan Kimia: Triclosan Sebagai Penyebab Utama

Penelitian menunjukkan bahwa triclosan, yang umum digunakan dalam produk antibakteri, berpotensi meningkatkan risiko kanker payudara pada wanita muda dan kelebihan berat badan. Studi ini menemukan hubungan signifikan antara paparan triclosan dengan kanker payudara, sedangkan paparan parabens menunjukkan hasil yang beragam tergantung pada status BMI wanita. Penemuan ini menggarisbawahi pentingnya mengurangi eksposur terhadap bahan kimia berbahaya untuk melindungi kesehatan masyarakat.

Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa triclosan, suatu bahan kimia antibakteri umum, dapat meningkatkan risiko kanker payudara, khususnya pada wanita muda dan kelebihan berat badan. Zat pengganggu endokrin ini dapat ditemukan dalam produk perawatan kulit, plastik, dan kemasan makanan, serta berisiko bagi kesehatan. Sementara faktor genetik dan hormonal penting dalam kanker payudara, eksposur lingkungan semakin diakui sebagai faktor risiko yang signifikan. Penelitian ini diperlukan untuk mengklarifikasi hubungan ini dan mendorong kebijakan kesehatan publik yang lebih baik.

Dalam penelitian ini, 4.455 wanita dewasa dilibatkan, dengan fokus pada hubungan antara paparan bahan kimia seperti phenols dan parabens terhadap risiko kanker payudara. Data diambil dari National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 2005-2014. Analisis regresi digunakan untuk mengevaluasi keterkaitan paparan bahan kimia dengan diagnosis kanker payudara, dengan triclosan menunjukkan hubungan yang signifikan.

Hasil penelitian menunjukkan 134 wanita dari total peserta didiagnosis kanker payudara. Terungkap bahwa wanita di kuartil kedua dan ketiga memiliki peningkatan risiko 2,33 kali dan 1,94 kali, masing-masing, seiring dengan bertambahnya kadar triclosan dalam urin. Para peneliti juga menemukan hubungan nonlinier yang signifikan, menunjukkan risiko kanker payudara meningkat pada kadar triclosan moderat namun menurun pada kadar tinggi.

Parabens menunjukkan hasil yang berbeda; meski tidak ada hubungan keseluruhan, ethyl dan butyl parabens berasosiasi dengan peningkatan risiko kanker pada wanita dengan indeks massa tubuh di bawah 25 kg/m². Penemuan ini menunjukkan bahwa metabolisme kimia atau interaksi hormonal bisa berbeda tergantung pada jumlah lemak tubuh. Sementara itu, tidak ada hubungan signifikan untuk bahan kimia jenis lain.

Analisis menunjukkan bahwa triclosan berkontribusi lebih dari 50% terhadap indeks paparan keseluruhan yang memengaruhi risiko kanker payudara, meskipun regresi Bayesian Kernel Machine tidak menunjukkan efek signifikan dari campuran bahan kimia. Sebagian besar peserta memiliki paparan yang tinggi terhadap parabens, menyoroti betapa umum keberadaan bahan kimia ini dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menunjukkan perlunya studi lebih lanjut untuk memahami mekanisme penyebabnya dan menciptakan regulasi yang lebih baik.

Dalam kesimpulan, studi ini menekankan pentingnya triclosan sebagai faktor risiko kanker payudara, khususnya di kalangan wanita yang lebih muda dan kelebihan berat badan. Sementara tidak ada hubungan umum yang terlihat pada phenols dan parabens lainnya, perhatian harus diberikan pada paparan ethyl dan butyl parabens pada wanita dengan BMI rendah. Upaya untuk mengurangi paparan bahan kimia berbahaya sangat diperlukan untuk melindungi kesehatan masyarakat, terutama di kelompok berisiko tinggi.

Zat pengganggu endokrin, seperti triclosan, dikenal luas karena kemampuannya untuk meniru hormon dalam tubuh manusia, yang dapat meningkatkan risiko penyakit serius termasuk kanker. Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang paling mempengaruhi wanita di seluruh dunia, dan meski banyak penelitian difokuskan pada faktor genetik dan hormonal, paparan terhadap bahan kimia di lingkungan juga mulai diakui sebagai penyebab potensial. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami lebih baik tingkat risiko yang mungkin ditimbulkan oleh zat-zat ini.

Studi ini menunjukkan hubungan signifikan antara kadar triclosan dalam urin dan risiko kanker payudara, terutama pada wanita muda dan kelebihan berat badan. Temuan ini perlu dicermati, dan menegaskan perlunya pengurangan paparan bahan kimia berpotensi berbahaya di populasi berisiko tinggi. Penelitian lebih lanjut penting untuk mengkonfirmasi hasil ini dan memandu kebijakan kesehatan masyarakat yang lebih baik.

Sumber Asli: www.news-medical.net

About Aisha Tariq

Aisha Tariq is an accomplished journalist with expertise spanning political reporting and feature writing. Her travels across turbulent regions have equipped her with a nuanced perspective on global affairs. Over the past 12 years, Aisha has contributed to various renowned publications, bringing to light the voices of those often marginalized in traditional media. Her eloquent prose and insightful commentaries have garnered her both reader trust and critical acclaim.

View all posts by Aisha Tariq →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *