Risiko Tinggi Kejadian Perdarahan pada Pasien Kanker

Pasien kanker menunjukkan peningkatan risiko perdarahan signifikan secara klinis (CRB) yang berkaitan dengan kematian keseluruhan. Peluang tertinggi CRB ditemukan pada pasien kanker kepala dan leher. Selama penelitian terhadap 791 pasien, CRB terjadi pada 17,6%, meningkatkan risiko kematian hingga 5,80 kali. Perlu perhatian lebih dalam pengelolaan perdarahan ini untuk meningkatkan hasil kesehatan pasien kanker.

Pasien dengan kanker memiliki risiko lebih tinggi terhadap kejadian perdarahan yang signifikan secara klinis (CRB), yang berkaitan dengan tingkat kematian keseluruhan. Penelitian menyebutkan bahwa pasien kanker kepala dan leher memiliki risiko CRB tertinggi. Dalam studi ini, data dari 791 pasien yang memulai pengobatan aktif dianalisis untuk mengetahui insiden, faktor risiko, dan dampaknya terhadap prognosis. Rata-rata usia partisipan adalah 63 tahun, dengan 47,7% di antaranya wanita.

Jenis kanker paling umum meliputi kanker paru (23,6%), kepala dan leher (11,1%), pankreas (10,4%), dan payudara (9,4%). Dari total partisipan, 51,0% memiliki diagnosis baru dan 65,5% mengalami penyakit metastatik. Pengobatan paling umum mencakup kemoterapi (45,6%) dan terapi inhibitor checkpoint imun (17,2%). Kejadian CRB tercatat pada 17,6% pasien selama masa tindak lanjut median 19 bulan.

Dari total kejadian CRB, 11,0% merupakan perdarahan non-major dan 8,8% termasuk kategori major. Insidensi kumulatif untuk CRB pertama kali mencatat 9,8% dan meningkat menjadi 23,9% dalam 24 bulan. Sebagian besar kejadian perdarahan terjadi di lokasi tumor (30,0%) serta gastrointestinal (46,0%). Kejadian perdarahan yang fatal terjadi pada 10,0% kasus major dan 5,0% untuk CRB dan tidak ada perbedaan signifikan antara pasien yang menerima terapi antikoagulasi atau antiplatelet.

Risiko CRB paling tinggi pada pasien kanker kepala dan leher, dengan rasio bahaya subdistribusi (SHR) 2,38. Beberapa faktor risiko termasuk kadar trombosit dan aspartat transaminase yang lebih tinggi, sementara kadar hemoglobin yang lebih rendah menurunkan risiko. Tidak ada hubungan antara penggunaan terapi antikoagulasi dengan risiko perdarahan. Jika pasien mengalami CRB, risiko kematian keseluruhan meningkat lima kali lipat

Kesimpulannya, kejadian perdarahan pada pasien kanker umum terjadi dan berhubungan dengan peningkatan angka kematian. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk memahami lebih baik mekanisme dan manajemen perdarahan pada populasi ini.

Studi ini menyoroti hubungan antara kanker dan risiko perdarahan, menunjukkan bahwa pasien kanker mengalami CRB dengan peringkat dampak serius pada kesehatan. Mengetahui faktor risiko seperti jenis kanker, riwayat pengobatan, dan kondisi medis sebelumnya penting untuk menilai risiko perdarahan serta strategi pengelolaan. Peneliti menggunakan data dari studi CAT-BLED untuk mengeksplorasi dampak perdarahan dalam konteks prognosis pasien kanker.

Penelitian menunjukkan pasien kanker memiliki risiko tinggi untuk mengalami kejadian perdarahan yang signifikan, terutama pada kanker kepala dan leher. Temuan ini sarat akan implikasi klinis, menyoroti perlunya pemantauan dan manajemen yang hati-hati untuk mencegah serta mengatasi CRB. Kejadian ini berhubungan dengan angka kematian yang lebih tinggi, yang menunjukkan dampak serius bagi manajemen pasien kanker.

Sumber Asli: www.oncologynurseadvisor.com

About Chloe Kim

Chloe Kim is an innovative journalist known for her work at the intersection of culture and politics. She has a vibrant career spanning over 8 years that includes stints in major newsrooms as well as independent media. Chloe's background in cultural studies informs her approach to reporting, as she amplifies stories that highlight diverse perspectives and experiences. Her distinctive voice and thought-provoking articles have earned her a loyal following.

View all posts by Chloe Kim →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *