Stanford Medicine mengidentifikasi tiga kelompok utama dalam kanker payudara berdasarkan variasi struktural DNA. Penemuan ini dapat membantu pengembangan terapi terarah dan pemilihan intervensi yang tepat untuk setiap kelompok. Christina Curtis menekankan pentingnya varian struktural dalam perkembangan awal kanker dan risiko kekambuhan.
Penelitian di Stanford Medicine menunjukkan bahwa kanker payudara dapat dibedakan menjadi tiga kelompok utama berdasarkan variasi struktural pada DNA mereka, termasuk amplifikasi gen onkogen dan keberadaan DNA ekstrakromosomal. Variasi ini terbentuk lebih awal dalam perkembangan kanker dan tetap ada seiring kemajuan penyakit. Pemahaman tentang variasi ini dapat membantu dokter dalam membuat keputusan pengobatan dan mengembangkan intervensi terapeutik yang lebih tepat.
Menurut Christina Curtis, peneliti utama, “Penelitian ini menunjukkan bahwa tumor payudara mengembangkan varian struktural utama yang menetapkan jalur tumor sangat awal dalam perkembangannya.” Klasifikasi ini diharapkan dapat membantu mengidentifikasi pasien yang lebih mungkin mendapat manfaat dari intervensi agresif dan mereka yang dapat menunda pengobatan lebih keras.
Studi sebelumnya telah mengidentifikasi 11 subkelompok kanker payudara, serta risiko kekambuhan yang beragam di antara mereka. Penelitian terbaru memperlihatkan bahwa subkelompok risiko tinggi memiliki amplifikasi gen tertentu dan pola instabilitas kromosom yang kompleks. Sementara itu, kanker triple-negatif menunjukkan ketidakstabilan genom secara keseluruhan.
Temuan ini menunjukkan bahwa pemahaman tentang varian struktural dan arsitektur genom penting untuk mengidentifikasi pilihan terapeutik baru. Peneliti beranggapan bahwa obat untuk pasien dengan mutasi BRCA1 dan BRCA2 juga bisa bermanfaat bagi sebagian pasien dengan kanker payudara positif estrogen yang mengalami kekurangan perbaikan DNA.
Dengan memahami bagaimana dan kapan perubahan kompleks ini muncul, peneliti berharap dapat mengidentifikasi peluang intervensi yang lebih awal.
Kanker payudara memiliki beragam subkelompok yang menunjukkan agresivitas dan risiko kekambuhan. Penelitian ini berfokus pada variasi struktural DNA sebagai indikator utama dalam memetakan kelompok-kelompok ini. Pengertian yang lebih baik tentang variasi tersebut dapat meningkatkan potensi diagnosis dan terapi pasien.
Penelitian ini mengungkapkan pentingnya variasi struktural dalam arsitektur genom kanker payudara dalam menentukan pilihan terapi yang lebih individual. Dengan mengklasifikasikan kanker ke dalam subkelompok berdasarkan variasi ini, dokter dapat lebih efektif dalam menentukan prognosis dan intervensi yang diperlukan. Tentunya, pemahaman ini juga dapat membuka jalan bagi pendekatan terapi baru.
Sumber Asli: med.stanford.edu