Membongkar Genom Gelap: Menargetkan Editor Basa Dalam Melawan Kanker

Dr. Catriona Jamieson membahas peran enzim ADAR1p150 dan APOBEC dalam kemajuan kanker akibat stres. Stres dapat menyebabkan mutasi di sel, meningkatkan risiko kanker. Pengujian di luar angkasa menunjukkan potensi teknologi baru untuk mengatasi penyakit tersebut. Terapi baru seperti rebecsinib ditujukan untuk mengatasi tantangan ini dan meningkatkan hasil pengobatan.

Catriona Jamieson, MD, PhD, membahas peran editor basa yang diaktifkan oleh stres seperti ADAR1p150 dan enzim APOBEC dalam kemajuan kanker. Meskipun perkembangan signifikan dalam terapi kanker, masih ada tantangan terkait editor basa dan dampaknya terhadap pengembangan kanker. Dalam presentasinya di Konferensi Dunia Kedokteran Presisi (PMWC) 2025, Jamieson menggarisbawahi risiko dari pengeditan gen yang dapat memperburuk kondisi kanker. Dia mencatat adanya editor basa endogen yang berfungsi dalam respons stres yang berpotensi memperburuk perkembangan penyakit.

Jamieson menekankan perbedaan antara manusia dan model tikus dalam studi kanker. Dia menjelaskan bahwa enzim editing terutama yang unik bagi primata, diaktifkan saat ada stres. Enzim APOBEC, yang banyak ditemukan dalam kanker, menyebabkan mutasi C ke T yang berkontribusi pada onkogenesis. Temuan ini membuka diskusi tentang mekanisme penyebaran kanker dan senyawa spesifik yang terlibat.

Sel-sel yang terpengaruh oleh stres dapat memperoleh mutasi yang memperkuat kemampuan mereka untuk berkembang biak. Jamieson juga mengungkap bagaimana mutasi yang dipicu stres dapat menyebabkan proses regeneratif yang berbahaya. Proyek penelitian termasuk analisis dari astronaut yang terlibat dalam studi untuk memahami bagaimana misi luar angkasa mempengaruhi fisiologi sel punca dan kanker, termasuk efek inflamasi.

Melalui analisis yang dilakukan di Axiom Mission 2 dan Axiom Mission 3, tim Jamieson menemukan bahwa ada aktivasi dinamis enzim APOBEC yang terkait dengan pembentukan mutasi hematopoietik kompleks. Penemuan menjelaskan mengapa paparan berjangka waktu yang lebih lama seperti di luar angkasa dapat memperburuk potensi kanker. Hal ini berdampak pada kebutuhan untuk merancang terapeutik yang lebih aman dan efektif.

Jamieson menekankan pentingnya menyasar ADAR1p150 untuk mengintervensi sel kanker yang terpengaruh oleh stres. Terapi adar baru, rebecsinib, bertujuan untuk menghambat auto-pembaruan sel dengan memodulasi jalur splicing. Dia menjelaskan bahwa pengujian di International Space Station (ISS) menunjukkan potensi rebecsinib dalam mengendalikan pertumbuhan kanker, dan memang memberikan hasil yang lebih cepat di lingkungan luar angkasa.

Studi ini menyentuh tentang tanggapan sel terhadapa mekanisme editor basa yang dipicu oleh stres. Editor basa seperti ADAR1 memainkan peran penting dalam regenerasi sel dan kemajuan kanker. Faktor stres dapat menghasilkan mutasi berbahaya, yaitu enzim APOBEC yang memperburuk kondisi kesehatan dengan menambah laju mutasi di sel kanker. Oleh karena itu, penanganan yang cermat terhadap jalur ini diharapkan mampu meningkatkan terapi kanker.

ADAR1p150 dan enzim APOBEC memainkan peran sentral dalam proses kanker yang berhubungan dengan stres. Penemuan terhadap dinamika ini membuka jalan bagi terapi inovatif seperti rebecsinib untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker. Penelitian lebih lanjut di luar angkasa menunjukkan cara untuk mempercepat pengembangan pengobatan baru yang lebih efektif dan lebih aman, membuka kemungkinan besar untuk penanganan kanker di masa depan.

Sumber Asli: www.pharmacytimes.com

About Aisha Tariq

Aisha Tariq is an accomplished journalist with expertise spanning political reporting and feature writing. Her travels across turbulent regions have equipped her with a nuanced perspective on global affairs. Over the past 12 years, Aisha has contributed to various renowned publications, bringing to light the voices of those often marginalized in traditional media. Her eloquent prose and insightful commentaries have garnered her both reader trust and critical acclaim.

View all posts by Aisha Tariq →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *