Perbedaan Farmakokinetik Obat Anti Kanker Antara Pria dan Wanita

Penelitian menunjukkan perbedaan farmakokinetik pada 14 obat anti kanker antara pria dan wanita. Wanita mengalami eliminasi obat yang lebih lambat, berkontribusi pada efek samping dan respons yang berbeda. Tim peneliti mendorong penyesuaian dosis berdasarkan jenis kelamin untuk personalisasi pengobatan kanker.

Tim peneliti menemukan perbedaan signifikan dalam farmakokinetik (PK) antara pria dan wanita pada 14 obat anti kanker, termasuk 5-fluorouracil dan doxorubicin. Wanita mengalami penghapusan obat yang lebih lambat, yang dapat mempengaruhi efikasi dan toksisitas terapi. Jendela terapeutik sempit pada banyak obat kanker berarti perubahan kecil dalam dosis dapat berdampak besar pada efek samping dan respons pasien.

Cleveland Clinic mengajak Dr. Alex A. Adjei untuk mempelajari pengaruh seks terhadap pengobatan kanker. Penelitian ini mengumpulkan data terkait penyerapan, distribusi, dan tingkat eliminasi obat serta efek samping antara pria dan wanita. Dr. Adjei menekankan perlunya mempertimbangkan perbedaan hormon saat mengembangkan obat.

Investigasi mencakup analisis lebih dari 100 publikasi dan dokumen EMA/FDA terkait 99 terapi anti kanker. Temuan menunjukkan lebih dari 20% perbedaan penghapusan obat pada wanita untuk 14 obat, dengan peningkatan efek samping juga terlihat pada wanita. Penemuan utama termasuk peningkatan toksisitas pada wanita yang menjalani kemoterapi berbasis 5-FU untuk kanker kolorektal.

Lebih lanjut, wanita menunjukkan manfaat lebih besar dari imatinib setelah operasi untuk tumor stromal gastrointestinal menengah atau berisiko tinggi. Meski begitu, kadar obat yang lebih tinggi tidak selalu berarti respons lebih baik, menyoroti kompleksitas respons farmakologis.

FDA telah mengakui pentingnya optimasi dosis tetapi belum menetapkan strategi dosis spesifik seks. Tim meminta EMA dan FDA untuk mempertimbangkan perbedaan PK guna personalisasi pengobatan kanker, di mana Dr. Adjei menegaskan pentingnya membedakan antara penanganan obat pada pria dan wanita.

Ada perbedaan penting dalam metabolisme obat antara pria dan wanita, yang dapat mempengaruhi efektivitas dan risiko efek samping obat kanker. Penelitian menunjukkan bahwa wanita sering mengalami eliminasi obat yang lebih lambat, sehingga memerlukan pertimbangan dalam pengembangan obat dan penyesuaian dosis. Kebijakan saat ini masih kurang berfokus pada perbedaan ini, meskipun telah terdapat pengakuan dari FDA mengenai perbedaan berdasarkan seks di studi preklinis.

Penelitian memperlihatkan perbedaan farmakokinetik yang signifikan antara pria dan wanita pada terapi anti kanker. Ini berpotensi mempengaruhi efektivitas dan tingkat toksisitas obat-obatan. Diperlukan pengakuan lebih lanjut dan penyesuaian dosis bagi setiap seks untuk meningkatkan keamanan dan efikasi terapi.

Sumber Asli: consultqd.clevelandclinic.org

About Chloe Kim

Chloe Kim is an innovative journalist known for her work at the intersection of culture and politics. She has a vibrant career spanning over 8 years that includes stints in major newsrooms as well as independent media. Chloe's background in cultural studies informs her approach to reporting, as she amplifies stories that highlight diverse perspectives and experiences. Her distinctive voice and thought-provoking articles have earned her a loyal following.

View all posts by Chloe Kim →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *