Cervical cancer can be difficult to diagnose during pregnancy due to overlapping symptoms. Treatment plans depend on gestational age and cancer stage, and include options like colposcopy and chemotherapy. It’s crucial to prioritize timely diagnosis and treatment while ensuring the safety of both mother and baby.
Dr. Nidhi Sharma Chauhan, seorang dokter kandungan dan ginekolog, menjelaskan prosedur pengobatan kanker serviks selama kehamilan. Kanker serviks, disebabkan oleh infeksi manusia papillomavirus (HPV) yang berkepanjangan, dapat menimbulkan gejala seperti pendarahan vagina dan nyeri panggul, namun gejala ini seringkali salah diartikan sebagai komplikasi kehamilan. Penting untuk tidak menunda diagnosis kanker serviks selama masa kehamilan.
Pengobatan kanker serviks tergantung pada usia kehamilan dan stadium kanker. Skrining serviks rutin bisa dilakukan setelah melahirkan, tetapi jika pap smear sebelum kehamilan menunjukkan hasil mencurigakan, kolposkopi sebaiknya dilakukan selama kehamilan. Staging kanker serviks juga penting untuk menentukan rencana pengobatan yang tepat.
Kolposkopi dianggap aman dilakukan selama kehamilan jika diperlukan, karena manfaatnya lebih besar dibanding risiko kecil yang ada. Staging kanker serviks menggunakan MRI, meskipun interpretasinya mungkin sulit karena perubahan normal selama kehamilan. Untuk kanker serviks stadium awal, biopsi konisasi bisa dilakukan.
Kemoterapi bisa dipertimbangkan setelah trimester pertama. Namun, setelah kehamilan memasuki minggu ke-22, pengangkatan kelenjar getah bening tidak dianjurkan karena peningkatan ukuran rahim. Dalam kasus ini, kemoterapi neoadjuvan direkomendasikan, memastikan pengobatan kanker serviks tidak ditunda selama kehamilan.
Kanker serviks adalah salah satu kanker yang umum terjadi, disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal di leher rahim akibat infeksi HPV. Gejalanya dapat mirip dengan komplikasi kehamilan, seperti pendarahan dan nyeri panggul. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara mendiagnosis dan merawat kanker serviks, terutama selama masa kehamilan tanpa membahayakan janin.
Pengobatan kanker serviks selama kehamilan harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak ditunda. Kolposkopi aman jika diperlukan, dan staging kanker penting untuk rencana pengobatan. Kemoterapi bisa mulai diberikan setelah trimester pertama untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi. Kesadaran akan gejala kanker serviks juga sangat penting.
Sumber Asli: www.hindustantimes.com