Studi mengidentifikasi peningkatan kanker prostat lanjut dan kematian di California terkait dengan pedoman skrining PSA dari USPSTF. Antara 2004-2021, insiden kanker prostat tahap lanjut meningkat, sementara mortalitas stagnan setelah penurunan awal. Perlu penilaian lebih lanjut terhadap dampak rekomendasi dan pentingnya keputusan bersama dalam skrining untuk kelompok berisiko tinggi.
Tingkat kejadian kanker prostat lanjut dan kematian terkait di California terus meningkat sejak tahun 2010, menurut sebuah studi baru.
Penelitian ini mengaitkan tren ini dengan rekomendasi US Preventive Services Task Force (USPSTF) yang menentang skrining rutin menggunakan prostate-specific antigen (PSA).
Pada tahun 2008, USPSTF merekomendasikan agar pria di atas 75 tahun tidak melakukan skrining PSA, dan pada 2012, rekomendasi ini diperluas untuk semua pria.
Namun, pada 2018, disarankan agar pria umur 55-69 tahun berdiskusi tentang manfaat dan risiko screening dengan dokter mereka.
Studi ini menganalisis data kanker prostat di California dari 2004 hingga 2021, menemukan 387,636 kasus dan 58,754 kematian. Insiden kanker prostat tahap lanjut meningkat rata-rata 6,7% per tahun dari 2011 hingga 2021, dengan angka tertinggi pada pria Hispanik.
Mortalitas kanker prostat mengalami penurunan 2,6% per tahun dari 2004 hingga 2012, tetapi stagnasi antara 2012 dan 2021 menunjukkan perlunya evaluasi lebih lanjut tentang dampak perubahan pedoman skrining.
Dua pakar, Dr. Sophia Kamran dan Dr. Scott Eggener, mendukung hipotesis bahwa rekomendasi 2012 berkontribusi terhadap peningkatan kasus kanker prostat lanjutan yang tercatat.
Sementara itu, Dr. Eggener juga menggarisbawahi bahwa rekomendasi tersebut mengurangi diagnosis dan perawatan kanker prostat tahap awal yang tidak perlu.
Terakhir, walaupun upaya untuk menggerakkan keputusan bersama dalam skrining kanker prostat dirasa perlu, tantangan dalam pelaksanaanya dan ketidakmerataan akses di populasi berisiko tinggi tetap ada.
Kanker prostat merupakan salah satu masalah kesehatan utama di dunia, dengan peningkatan insiden dan mortalitas yang menyita perhatian. Pedoman skrining PSA telah mengalami perubahan signifikan selama dua dekade terakhir, yang tidak hanya mempengaruhi angka kejadian kanker prostat, tetapi juga kualitas hidup pasien. Penelitian ini berfokus pada dampak dari rekomendasi USPSTF terhadap hasil kanker prostat, serta pentingnya diskusi antara pasien dan dokter.
Perubahan pedoman skrining prostate oleh USPSTF, terutama yang terjadi pada tahun 2012, diduga meningkatkan kasus kanker prostat lanjut di California. Meskipun hasil tidak disentuh oleh penelitian ini, diperlukan pelaksanaan diskusi lebih lanjut tentang skrining dengan pendekatan yang lebih adil dan komprehensif. Penting untuk memahami penyebab lanjutan dari tren ini agar dapat merumuskan solusi yang tepat.
Sumber Asli: www.medscape.com