Ignite Proteomics mengumumkan studi terbaru yang menunjukkan bahwa pengukuran aktivasi protein lebih efektif dalam memprediksi respons terapi kanker payudara dibandingkan analisis genetik. Data menunjukkan aktivasi jalur AKT–mTOR terkait dengan respons negatif terhadap standard treatment. Studi ini memperkuat perlunya pendekatan proteomik dalam personalisasi terapi kanker.
Ignite Proteomics LLC, anak perusahaan IMAC Holdings, Inc., telah menerbitkan studi penting di British Journal of Cancer tentang pentingnya analisis aktivasi protein dalam memprediksi respons terapi kanker payudara. Studi ini menunjukkan bahwa pengukuran langsung aktivasi protein dalam jalur sinyal AKT–mTOR menawarkan cara yang lebih efektif dibandingkan sekadar analisis genetik untuk menentukan hasil pengobatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien dengan aktivasi fungsi jalur AKT–mTOR memiliki respons yang lebih buruk terhadap terapi standar dengan inhibitor CDK4/6. Penelitian ini juga menegaskan tidak adanya hubungan antara mutasi genetik dan tingkat aktivasi protein, yang dapat menyebabkan pilihan pengobatan yang kurang efektif.
Pentingnya jalur AKT–mTOR dalam kanker sangat besar, karena berperan dalam pertumbuhan sel dan kel存tuhan. Iginate Proteomics menyediakan assay berbasis Reverse Phase Protein Array (RPPA) untuk mengukur status aktivasi protein, memberikan wawasan yang lebih berguna untuk strategi pengobatan yang lebih tepat daripada mengandalkan analisis genetik.
Studi ini menganalisis sampel tumor dari pasien kanker payudara metastatik dan menemukan bahwa pengujian proteomik dapat memprediksi respons terapi dengan lebih baik. Temuan ini juga mendukung integrasi analisis proteomik dalam praktik klinis untuk mempersonalisasi terapi berdasarkan aktivitas protein fungsional.
Studi baru ini menyoroti pentingnya pengukuran aktivasi protein dalam memprediksi respons terapi kanker payudara, melampaui analisis genetik yang sering tidak mencerminkan keadaan fungsional protein. Hal ini menunjukkan potensi besar dalam mempersonalisasi pengobatan kanker berdasarkan profil proteomik pasien. Penelitian ini mendukung penggunaan analisis proteomik sebagai alat kunci dalam menentukan terapi yang tepat, mengedepankan pendekatan berbasis fungsi protein sebagai maatara utama efektifitas terapi kanker.
Sumber Asli: www.globenewswire.com