Survei terbaru mengungkapkan bahwa banyak penyintas kanker payudara mengalami kecemasan yang mendalam terhadap kemungkinan kanker kembali. Ini berdampak negatif pada tidur, suasana hati, dan aktivitas sehari-hari. Namun, wanita-wanita ini juga menyusun berbagai strategi untuk mengatasi kecemasan mereka, termasuk menjaga pola hidup sehat dan dukungan emosional.
STUDI menunjukkan bahwa rasa takut kanker payudara kembali dapat mengganggu emosi para penyintas. Survei yang melibatkan 347 wanita, yang telah dinyatakan bebas kanker, mengungkapkan bahwa perasaan ini sering kali sulit ditangani. Mereka melaporkan gangguan tidur, perubahan suasana hati, dan masalah dalam kegiatan sehari-hari akibat kekhawatiran tentang kekambuhan kanker.
Beberapa wanita mengalami gangguan minimal, tetapi banyak yang merasakan dampak yang lebih serius. Sementara sebagian besar hanya mengalami pikiran intrusif sesekali, ada yang terus-menerus dilemahkan oleh kecemasan dan kekhawatiran tersebut. Hal ini menyebabkan perasaan tidak berdaya, bahkan mengganggu aktivitas sehari-hari mereka.
Banyak wanita melaporkan bahwa mereka merasa tertekan dan tidak mampu berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari. Sementara itu, beberapa merasa malu karena menganggap kekhawatiran mereka lebih besar dibandingkan penyintas lainnya. Aktivitas seperti “berjalan-jalan dan pikir-pikir”, sangat umum di kalangan mereka.
Dalam survei, wanita juga berbagi strategi coping yang mereka gunakan untuk menghadapi rasa takut tersebut. Beberapa wanita mengutamakan gaya hidup sehat, sementara yang lain menggunakan doa dan meditasi. Berbicara dengan orang yang lebih berpengalaman pun menjadi bagian dari pendekatan mereka untuk tetap positif.
Hasil studi ini membantu menjelaskan dampak psikologis yang dialami oleh penyintas kanker payudara, serta memberikan wawasan tentang cara mereka menghadapinya. Banyak kayanya wanita merasa termotivasi untuk menerapkan kebiasaan hidup sehat agar merasa lebih baik.
Kekhawatiran tentang kekambuhan kanker payudara adalah masalah serius bagi banyak penyintas. Meski beberapa berjuang dengan dampak emosional yang berat, banyak yang menemukan cara untuk mengelola rasa takut tersebut melalui strategi coping yang berbeda. Penelitian ini menyoroti pentingnya dukungan dan penerapan kebiasaan hidup sehat bagi penyintas.
Sumber Asli: www.healthday.com
