Lerociclib dikombinasikan dengan fulvestrant menunjukkan peningkatan PFS yang signifikan dalam uji coba fase 3 bagi pasien kanker payudara HR+/HER2-. Regimen ini menunjukkan median PFS 11,07 bulan, dengan keberhasilan terlihat di berbagai subkelompok. Efek samping lebih banyak dilaporkan pada kelompok perawatan ini.
Lerociclib dikombinasikan dengan fulvestrant menunjukkan peningkatan signifikan dalam progresi bebas bertahan (PFS) untuk pasien kanker payudara lanjut HR+/HER2-, menurut hasil uji coba fase 3 LEONARDA-1. Regimen investigasi ini memberikan median PFS 11,07 bulan dibandingkan 5,49 bulan untuk kelompok plasebo, dengan batasan risiko (HR) 0,451 dan nilai P < 0,000016. Peningkatan PFS terlihat di semua subkelompok pasien, termasuk mereka dengan resistensi terapi endokrin primer dan metastasis hati.
Lerociclib diberikan dengan dosis 150 mg dua kali sehari bersama dengan fulvestrant secara signifikan meningkatkan PFS dengan profil keamanan yang dapat ditoleransi. Sebanyak 275 pasien dibagi menjadi dua kelompok, dimana satu kelompok menerima lerociclib dan fulvestrant dan kelompok lainnya menerima plasebo dengan fulvestrant. Kinerja pasien umumnya baik dengan status performa ECOG 0 atau 1, dan sebagian besar memiliki metastasis visceral.
Hasil tambahan menunjukkan tingkat respons objektif (ORR) sebesar 23,4% pada kelompok investigasi dan 8,7% pada kelompok plasebo. Meskipun data untuk kelangsungan hidup keseluruhan (OS) masih prematur, tingkat kejadian efek samping yang dapat terjadi adalah 98,5% untuk kelompok lerociclib dibanding 80,4% pada plasebo. Efek samping serius terjadi lebih sering pada kelompok lerociclib.
Lerociclib dengan fulvestrant menunjukkan hasil positif dalam meningkatkan progresi bebas bertahan pada pasien dengan kanker payudara HR+/HER2- yang telah menjalani terapi endokrin sebelumnya. Meskipun terdapat risiko efek samping yang lebih tinggi, regimen ini memiliki potensi sebagai pilihan terapi yang layak. Temuan ini mendukung penggunaan kombinasi terapi ini untuk memperbaiki hasil klinis pasien.
Sumber Asli: www.oncnursingnews.com