Dr. Michael Kastan menjelaskan bahwa penelitian genetik menjadi kunci dalam pengembangan terapi kanker yang lebih efektif. Penemuan baru dalam dan skrining memungkinkan diagnosis dini, yang sangat penting untuk meningkatkan tingkat keberhasilan pengobatan. Pengobatan kanker juga semakin bersifat personal, mengutamakan karakteristik tumor individu, semua hal yang dilakukan di Institut Kanker Duke.
Dr. Michael Kastan, Direktur Institut Kanker Duke, menekankan pentingnya penelitian untuk menemukan perbedaan genetik dan biokimia antara sel kanker dan sel normal. “Temuan ini menciptakan peluang untuk mengembangkan agen pencegahan, biomarker, dan terapi baru,” ujarnya.
Dalam 40 tahun terakhir, kemajuan dalam diagnosis dan pengobatan kanker telah signifikan berkat pencegahan dan skrining, seperti penghentian merokok dan pemeriksaan kesehatan rutin.
Teknologi terkini meningkatkan pemantauan pasien kanker dengan uji darah sederhana, yang diharapkan dapat membantu dalam deteksi dini kanker. Deteksi dini sangat krusial karena kanker tahap awal lebih mudah diobati.
Perkembangan teknologi juga memungkinkan pendekatan bedah yang minim invasif dan peningkatan akurasi pencitraan. Ini semua berkontribusi pada hasil pengobatan yang lebih baik.
Dukungan untuk terapi yang lebih efektif dengan efek samping minimal terus berlanjut, memfokuskan pada tumor dan merangsang sistem kekebalan tubuh.
Kedokteran kanker abad ke-21 semakin personal, berfokus pada karakteristik biokimia tumor. Program kedokteran kanker pribadi di Duke menggunakan konferensi Multidisipliner untuk menentukan pendekatan pengobatan optimalkan.
Institut Kanker Duke berkomitmen pada misinya untuk “Menemukan, Mengembangkan dan Menyampaikan Masa Depan Perawatan Kanker… Sekarang.”
Kemajuan dalam perawatan kanker menunjukkan bahwa penelitian genetik dan teknologi baru sangat penting. Pendekatan yang lebih personal dan efektif di masa depan berpotensi mengubah hasil bagi pasien. Dengan fokus pada deteksi dini dan pengobatan yang lebih spesifik, masa depan perawatan kanker tampak lebih cerah.
Sumber Asli: medschool.duke.edu