Kasus kanker di Indonesia meningkat dengan 408.661 kasus baru pada 2022. Kanker payudara dan paru-paru adalah yang paling umum. Tanpa intervensi, kasus diperkirakan akan meningkat 63% hingga 2040. Deteksi dini dan kesadaran gejala awal sangat penting untuk meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dan mengurangi kematian.
Data dari Global Cancer Observatory pada tahun 2022 menunjukkan bahwa Indonesia melaporkan 408.661 kasus kanker baru dengan angka kematian 242.099. Lima jenis kanker teratas di Indonesia yaitu kanker payudara, kanker paru-paru, kanker serviks, kanker kolorektal, dan kanker hati. Tanpa intervensi, jumlah kasus diperkirakan akan meningkat hingga 63% antara 2025 dan 2040, yang akan membebani sistem kesehatan masyarakat dan komunitas.
Dr. Mardiah Suci Hardianti, MD, dari Universitas Gadjah Mada, mengungkapkan bahwa dari registri kanker di RSUP Dr. Sardjito antara 2008 hingga 2021 tercatat 48.429 kasus baru, terutama kanker payudara, kolorektal, serviks, ovarium, dan limfoma non-Hodgkin. Sebanyak 62,9% dari kasus tersebut adalah wanita berusia 31 hingga 70 tahun. Beberapa jenis kanker juga sering terjadi pada individu yang lebih muda, seperti leukemia akut dan limfoma.
Dr. Hardianti menekankan bahwa tingginya angka kematian akibat kanker disebabkan oleh keterlambatan dalam diagnosis dan pengobatan. Deteksi dini sangat penting untuk mengidentifikasi kanker di tahap awal, sehingga bisa mengurangi jumlah kasus yang terdiagnosis pada tahap lanjut. Misalnya, kanker payudara yang terdeteksi awal memiliki tingkat kelangsungan hidup lima tahun hingga 90%.
Gejala awal kanker yang sering diabaikan termasuk adanya benjolan pada payudara dan batuk persisten yang bisa terkait dengan kanker paru-paru. Gejala kanker kolorektal meliputi perubahan kebiasaan buang air besar, seperti tinja berdarah. Selain itu, penurunan berat badan yang signifikan dan kelelahan yang terus menerus juga dapat menjadi tanda kanker.
Ketersediaan fasilitas pengobatan kanker di Indonesia masih sangat terbatas. Oleh karena itu, skrining dan deteksi dini menjadi penting untuk menurunkan jumlah kasus kanker pada tahap akhir. Dr. Hardianti merekomendasikan pemeriksaan kesehatan rutin, menghindari merokok, berolahraga, menjaga pola makan seimbang, dan mengelola stres sebagai langkah pencegahan penyakit tidak menular termasuk kanker.
Secara keseluruhan, artikel ini menunjukkan tingginya angka kasus kanker di Indonesia dan pentingnya deteksi dini serta kesadaran akan gejala awal. Dengan langkah-langkah pencegahan dan pemeriksaan kesehatan rutin, diharapkan jumlah kasus kanker pada tahap lanjut dapat ditekan dan meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pasien.
Sumber Asli: ugm.ac.id