Terlalu Sedikit Wanita Melanjutkan Terapi Kanker Payudara Setelah Melahirkan

Penelitian terbaru menunjukkan hanya sepertiga wanita dengan kanker payudara yang menghentikan terapi endokrin selama kehamilan melanjutkan pula setelah melahirkan. Sekitar 20% dari mereka mengalami kekambuhan, menandakan perlunya pemahaman lebih dalam mengenai penghalang yang dihadapi. Studi ini bertujuan untuk mendukung kepatuhan terapi pada pasien muda.

Wanita dengan kanker payudara yang memerlukan estrogen sering menjalani terapi endokrin selama lima tahun atau lebih. Terapi ini tidak dapat dilanjutkan selama kehamilan atau menyusui, sehingga wanita pramenopause yang ingin memiliki anak harus menghentikannya untuk waktu yang lama. Penelitian menunjukkan bahwa kurang dari sepertiga perempuan yang menghentikan terapi untuk hamil melanjutkannya setelah melahirkan, dan sekitar 20% mengalami kekambuhan kanker dalam dekade berikutnya. Penelitian ini dipimpin oleh Stanford Medicine dan menyatakan perlunya memahami hambatan untuk melanjutkan perawatan dan mendukung wanita dalam menjalani terapi pasca kehamilan.

Studi ini menganalisis data 215 wanita dengan kanker payudara dari stadium 0 hingga 3 berdasarkan catatan medis dari Stanford. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya 36% dari 113 wanita yang memulai terapi endokrin menyelesaikan lima tahun atau lebih, dan hanya 32% dari 81 wanita yang menghentikan terapi untuk kehamilan melanjutkannya setelah melahirkan. Kualitas hidup dapat menjadi alasan mengapa banyak wanita tidak melanjutkan terapi, karena efek samping seperti gejala menopause dan nyeri sendi.

Selain itu, hanya 67% dari wanita yang memenuhi syarat mengikuti pemeriksaan rutin untuk mendeteksi kekambuhan setelah melahirkan. Para peneliti berpendapat bahwa penting untuk membimbing pasien dengan intensif agar lebih mematuhi terapi. Mereka berharap studi ini menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut guna memahami tantangan yang dihadapi pasien kanker payudara dari berbagai latar belakang.

Penelitian ini melibatkan kolaborasi antara Stanford dan beberapa institusi lain, didanai oleh berbagai lembaga termasuk NIH dan Yayasan Kanker Payudara. Dengan harapan bisa meningkatkan keterjagaan kesehatan perempuan di usia muda, yang sedang mengalami perubahan besar dalam hidupnya saat menjadi ibu, penelitian ini berfokus pada mendukung kesuksesan terapi yang lebih baik.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa banyak wanita yang menghentikan terapi kanker payudara selama kehamilan tidak melanjutkan perawatan setelah melahirkan, berisiko lebih besar mengalami kekambuhan. Penelitian ini menyoroti perlunya strategi untuk mengatasi hambatan yang menghalangi wanita melanjutkan perawatan mereka. Upaya untuk meningkatkan pemahaman dan dukungan dalam melakukan pengobatan pasca-kehamilan sangat penting untuk hasil kesehatan yang lebih baik bagi pasien muda.

Sumber Asli: med.stanford.edu

About Aisha Tariq

Aisha Tariq is an accomplished journalist with expertise spanning political reporting and feature writing. Her travels across turbulent regions have equipped her with a nuanced perspective on global affairs. Over the past 12 years, Aisha has contributed to various renowned publications, bringing to light the voices of those often marginalized in traditional media. Her eloquent prose and insightful commentaries have garnered her both reader trust and critical acclaim.

View all posts by Aisha Tariq →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *